Nasional

Setelah RSUD Reda Bolo Direnovasi Jadi Tipe C, Pasien Jantung, Stroke, dan Kanker Bisa Ditangani di SBD

×

Setelah RSUD Reda Bolo Direnovasi Jadi Tipe C, Pasien Jantung, Stroke, dan Kanker Bisa Ditangani di SBD

Share this article

TAMBOLAKA, MENARASUMBA.COM – Kabar gembira bagi warga SBD disampaikan Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin.

Dalam sambutannya pada peletakan batu pertama pembangunan renovasi RSUD Reda Bolo, Jumat (17/01/2025) Menkes menyebut jika kelak tiga penyakit berbahaya sudah bisa ditangani di SBD.

“Nah, rumah sakit ini akan di-upgrade dari kelas D ke kelas C, itu apa artinya? Artinya bisa melayani kesehatan masyarakat lebih baik,” tandasnya.

Menkes Budi Gunadi Sadikin (kedua dari kanan) didampingi KSP Letjen (Purn) Anto Mukti Putranto (paling kanan) sedang mendengarkan penjelasan terkait renovasi RSUD Reda Bolo. ( Foto Menara Sumba )

Menurut Menkes, penyakit yang paling banyak menyebabkan masyarakat meninggal adalah kanker, stroke, dan penyakit jantung.

“Tadi saya bisik-bisik sama Ibu (kepala RSUD), Bu yang paling banyak dirujuk apa sih ke rumah sakit yang lebih tinggi, mungkin ke Kupang? (Dijawab) Pak, itu paling banyak kanker, stroke, sama jantung,” sebut Menkes.

Jika dirujuk, kata dia lebih lanjut, artinya rumah sakit bersangkutan belum bisa melayani perawatan untuk pasien dengan penyakit tersebut.

Setelah selesai direnovasi dan naik status jadi tipe C maka RSUD Reda Bolo akan dilengkapi fasilitas dan tenaga dokter yang akan menangani penyakit dimaksud.

RSUD Reda Bolo adalah yang pertama dari 66 rumah sakit di Indonesia yang akan dibangun.

“Begitu saya dilantik langsung mendapat tambahan anggaran 1,7 triliun khusus untuk membangun 66 rumah sakit,” jelasnya.

Tahun ini diawali dengan membangun 32 rumah sakit dan disusul tahun depan untuk 34 rumah sakit lain.

Menkes Budi Gunadi Sadikin sedang berdialog dengan tenaga kesehatan yang bertugas di Ruang Radiologi RSUD Reda Bolo. ( Foto Menara Sumba)

Rumah sakit ini khusus dibangun di kabupaten/kota yang tertinggal, kepulauan, atau perbatasan.

“Dan itu masuk di salah satu dari tiga program Quick Win Bapak Presiden untuk sektor kesehatan,” tambahnya.

Program Quick Win ini merupakan komitmen Presiden dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia.

Selain memastikan masyarakat memiliki akses lebih baik ke fasilitas medis, program ini juga diharapkan dapat mengedukasi masyarakat untuk menjalani pola hidup sehat.

Dalam kesempatan itu usai seremonial peletakan batu pertama, Menkes Budi Gunadi Sadikin berkeliling mengunjungi satu per satu ruangan di rumah sakit itu.

Dirinya bahkan berdialog dengan tenaga kesehatan yang ditemuinya di setiap ruangan.

Tak ayal ia diminta untuk foto bersama oleh tenaga kesehatan yang bertugas di masing-masing ruangan.

Kepala Staf Kepresidenan Letjen TNI (Purn) Anto Mukti Putranto (ujung kiri) dan Menkes Budi Gunadi Sadikin sedang mendengarkan penjelasan dari Pater Robert Ramone, CSsR di Museum Tenun Ikat Sumba. ( Foto Menara Sumba)

Setelah meninggalkan RSUD Reda Bolo, rombongan Menkes dan KSP menyempatkan diri meninjau Puskesmas Watu Kawula.

Rombongan juga sempat meninjau Rumah Budaya di Kalembu Nga’a ‘Bongga, Desa Wee Londa, Kota Tambolaka dan menengok museum tenun ikat.

Intuk diketahui, renovasi RSUD Reda Bolo menelan dana 120 miliar yang dikerjakan oleh PT Brantas Abipraya (Persero).

Pekerjaan gedung berlantai tiga dengan total luas 6.565,92 m2 ini berlangsung selama 330 hari kalender sejak 14 Januari 2025-14 Desember 2025.

Sementara masa pemeliharaannya berlangsung selama 180 hari kalender. ( JIP/MS )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *