KODI UTARA, MENARASUMBA.COM – Lantunan tiga bait pantun Aleks Rangga Pija (ARP) mengemuka dalam rangkaian pidato penegasan dukungannya kepada paket Rakyat.
Ungkapan hati ini dilontarkan salah satu sosok politisi muda kawakan asal Kodi tersebut dalam syukuran keluarga, Selasa (17/09/2024) di Kampung Kalembu Bendu, Desa Limbu Kembe, Kodi Utara.
Hajatan itu digelar sebagai sebuah tradisi lazim untuk memulihkan semangat keluarga dan pendukung ARP yang gagal melaju di kontestasi pilkada karena tidak mendapat sokongan partai pengusung.
Foto bersama ARP (keempat dari kanan) dan istri ARP (ketiga dari kanan), bacabup Fransiskus M. Adi Lalo (kedua dari kanan), bacawabup Yeremia Tanggu (kelima dari kiri) dan istri (keempat dari kiri) dengan empat pimpinan partai koalisi pendukung paket Rakyat. ( Foto Menara Sumba )
Hadir dalam acara ini sejumlah pimpinan parpol pendukung dan relawan paket Rakyat, CEO PT Bumi Indah Melkianus Lubalu bersama Nyonya Sofiyah Wadoe, tokoh masyarakat, serta kerabat dekat ARP.
“Jika awan hitam sudah menggantung di langit, jangan larang hujan turun ke bumi. Kalau angin bertiup dengan kencangnya jangan larang dedaunan kering berguguran. Kalau hatiku tersenyum hari ini, jangan larang aku memilih paket Rakyat,” ucap ARP berpantun disambut gemuruh tepuk sorak hadirin.
Ia menyebut, dirinya sudah pertimbangkan matang saat memutuskan untuk mendukung paket Rakyat karena sejumlah alasan yang prinsip.
Salah satu hal mendasar, ujar ARP, rekam jejak bacabup Fransiskus M. Adi Lalo dan bacawabup Yeremia Tanggu sebagai ASN yang sudah ditoreh dengan baik.
“Pak Adi Lalo tetangga dengan saya dulu di Waikabubak, Sumba Barat saat beliau jadi Lurah Maliti. Ketika saya sudah di SMK Pancasila Tambolaka, beliau jadi Camat Loura, dan tidak asing lagi,” ungkapnya.
Sejumlah tokoh yang menghadiri syukuran keluarga ARP diantaranya CEO PT Bumi Indah, Melkianus Lubalu (kemeja coklat lengan panjang memegang handphone) bersama istri Sofiyah Wadoe (baju kuning lengan panjang). ( Foto Menara Sumba )
Apalagi bacawabup Yeremia Tanggu, yang masih bertalian darah keluarga sebagai ponakan.
“Beliau adalah ponakan, yang saya kenal benar rekam jejaknya, sangat terukur dan tangguh. Kita harus belajar dari dua orang tangguh ini, yang sudah berani tinggalkan jabatan ASN,” aku ARP.
Menurutnya, pasti ada alasan seorang Fransiskus M. Adi Lalo meninggalkan jabatan Sekda yang adalah puncak karir di dalam dunia ASN.
Dikatakan ARP, mungkin ada sesuatu yang kurang bagus, kurang elok yang bisa saja menuju kepada sesuatu yang illegal.
“Dan beliau takut untuk terlibat di dalam lalu putuskan keluar dari lingkaran itu dan dua-duanya kemudian memilih mundur dari PNS,” sebutnya lagi.
Sejumlah relawan perempuan paket Rakyat yang turut hadir mmeriahkan syukuran keluarga ARP di Kampung Kalembu Bendu, Desa Limbu Kembe, Kodi Utara pada Selasa (17/09/2024). ( Foto Menara Sumba )
Karena itu, siapa pun pasangan calon yang didukung karena ia merasa bahwa hatinya nyaman.
Apalagi paket Rakyat mendapat dukungan luar biasa dari sejumlah partai Koalisi Indonesia Maju yang punya kaitan kerja dengan kepemimpinan nasional di tingkat pusat
“Di sini ada Partai Gerindra, Partai Golkar, dan PAN yang adalah bagian utama pendukung pemerintahan di pusat, ditambah Partai Hanura yang punya hati nurani dan punya rakyat,” katanya lebih lanjut.
Salah satu tokoh pendidikan Sumba Barat Daya ini terkadang mengucap syair dan melontarkan bahasa simbolik,.
Sambil memperlihatkan sepatu yang dikenakannya, ARP menyebut jika warna solnya merah dan ada di bawah telapak kaki.
Tidak lupa di akhir pidatonya, pimpinan SMK Pancasila Tambolaka ini menggugah perasaan audiens yang hadir dengan menyitir sebuah kalimat puitis.
“Untuk apa tidur seranjang jika mimpi berbeda. Lebih baik tidur berpisah tapi bermimpi sama membangun Sumba Barat Daya yang adil, makmur, sejahtera tanpa korupsi,” lantangnya menutup orasi siang itu. ( JIP/MS )
