TAMBOLAKA, MENARASUMBA.COM – Deklarasi pasangan bakal calon bupati-wakil bupati SBD, Fransiskus M. Adi Lalo-Yeremia Tanggu (Paket Rakyat) yang dibarengi juga dengan deklarasi pasangan bakal calon gubernur-wakil gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena – Johni Asadoma di SBD sangat meriah.
Berlangsung di Lapangan Galatama, Tambolaka, Kamis (19/09/2024) deklarasi ini dibanjiri puluhan ribu massa dari berbagai penjuru Sumba Barat Daya.
Doa pemuka agama dan rato adat marapu membuka hajatan politik yang berlangsung di tengah terik menyengat.

Penyambutan bakal calon gubernur/wakil gubernur Emanuel Melkiades Laka Lena-Johni Asadoma di Bandara Lede Kalumbang. ( Foto Menara Sumba )
Sejumlah komitmen untuk memajukan Sumba Barat Daya ditegaskan bakal calon bupati Fransiskus M. Adi Lalo dalam orasinya.
Ia menyebut, kehadiran warga yang datang dari berbagai penjuru SBD adalah bukti kesadaran politik rakyat untuk sebuah kemajuan demokrasi dan keinginan akan perubahan nyata di Bumi Loda Wee Maringi Pada Wee Malala.
“Sudah 17 tahun perjalanan pemerintahan di Sumba Barat Daya namun kondisi yang ada begitu-begitu saja tanpa kemajuan apa pun,” ujar Adi Lalo.
Kemiskinan, keterbelakangan, dan ketertinggalan adalah sebuah kondisi yang sangat menyakiti hati rakyat.
Akumulasi dari kekecewaan rakyat SBD termanifestasi dengan kehadiran massa di Lapangan Galatama yang menginginkan perubahan lewat kehadiran pemimpin baru, ucap Adi Lalo dalam orasi singkatnya.

Pasangan Melki-Johni menaiki jeep terbuka saat menuju Lapangan Galatama untuk mengikuti kegiatan deklarasi. ( Foto Menara Sumba )
Bakal calon wakil bupati Yeremia Tanggu yang juga diberi kesempatan berbicara menyentil persoalan pelayanan publik di SBD yang stagnan.
Yeremia Tanggu yang fasih berbicara dalam dua bahasa daerah tampil memukau publik dengan dialek kental Kodi dan Wewewa.
Mantan Kadis Nakertrans Kabupaten SBD ini menandaskan, ada korelasi dan konektivitas yang sinergis antara bakal calon bupati-wakil bupati SBD dengan bakal calon gubernur-wakil gubernur NTT.
“Konektivitas yang dimaksud adalah keterkaitan kerja yang saling menopang dan tegak lurus dari tingkat kabupaten, provinsi, hingga ke pemerintah pusat karena berada dalam satu gerbong besar partai koalisi presiden terpilih,” jelasnya.
Sementara bakal calon wakil gubernur Johni Asadoma menerangkan, dana 1 triliun lebih tidak cukup untuk membiayai pembangunan di NTT.

Puluhan ribu massa yang membludak di Lapangan Galatama pada kegiatan deklarasi Paket Rakyat dan Melki-Johni. ( Foto Menara Sumba )
“Butuh dana yang besar agar bisa membangun NTT dengan baik, dan itu hanya dapat terwujud jika ada tambahan anggaran lewat lobi kepada pemerintah pusat dan DPR RI,” sebut mantan Kapolda NTT ini.
Paket Melki-Johni adalah pilihan tepat karena memiliki hubungan langsung dengan pusat kekuasaan yang saat ini dipegang Partai Gerindra besutan presiden terpilih Prabowo dan koalisi partai pendukungnya.
Ia juga menegaskan, sebagai kader Partai Gerindra akan menjadi bagian dari perjuangan bersama untuk memajukan NTT dalam kolaborasi dan kerja sama dengan bakal calon gubernur Melki Laka Lena jika kelak dipercaya rakyat.
“inilah kelebihan Melki-Johni, karena itu jangan ragu menentukan pilihan untuk NTT yang lebih baik dari sekarang,” imbaunya.
Sedangkan pidato pamungkas yang dibawakan bakal calon gubernur Melki Laka Lena menyebut dua poin pokok.
“Saya mau bicara terkait kami di provinsi dan urusannya dengan SBD,” kata Laka Lena.
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI ini menjelaskan, SK dukungan untuk pasangan Melki-Johni ditandatangani oleh presiden terpilih Prabowo dan sejumlah tokoh politik nasional yang memimpin partai-partai besar.
Semua tanda tangan itu, jelasnya lebih lanjut, menunjukkan dukungan politik yang sangat besar dari pusat kekuasaan di Jakarta.
“Dengan dukungan yang besar ini jadi kekuatan bagi kami dalam upaya mendorong kemajuan di provinsi NTT,” tandasnya. ( JIP/MS )





































