KODI, MENARASUMBA.COM – Bentangan pasir putih di sepanjang pesisir pantai Kodi, Kabupaten Sumba Barat Daya menyajikan beningnya panorama alam laut nan perawan.
Salah satu pesona itu terhampar di Pantai Maliti, Desa Ate Dalo, Kecamatan Kodi yang kini tengah berdandan dengan hadirnya sebuah resort wisata kelas dunia.

Hana Grygerova (kiri), Hamzanwadi (tengah), dan Petr Hemerka (kanan) saat bincang-bincang dengan awak media. ( Foto Menara Sumba )
Adalah Arya Sumba Hotel, nama yang dipilih sebagai trade mark wisata oleh pemilik resort, kini tengah membangun sebuah area akomodasi turis kelas wahid.
Dan pada Sabtu (08/03/2025) pagi sejumlah jurnalis bertandang memenuhi undangan pasangan suami istri Petr Hemerka dan Hana Grygerova pemilik resort yang baru dibangun ini.
“Kami baru mulai, dan estimasinya mulai bulan Juni nanti sudah bisa beroperasi,” jelas Hana Grygerova di sela jamuan breakfast ala Eropa pagi itu.
Untuk saat ini, kata dia lagi, baru beberapa bagian bangunan yang mulai rampung seperti vila dan restoran.
“Tetapi klub pantai dan restoran akan tersedia misalnya untuk tamu dari luar kolega bisnis kami yang datang berkunjung,” tuturnya pula.

Suasana kamar villa yang sudah rampung dibangun. ( Foto Menara Sumba )
Berada di area pantai yang hening jauh dari kebisingan dan panorama alam pinggir laut nan asri, resort ini dibangun dengan desain arsitektur berkonsep alami.
Bambu dan Alang adalah dua bahan baku paling menonjol terlihat di hampir setiap bagian bangunan yang ada di situ.
“Bambu ini dipilih karena lebih ramah lingkungan dan punya estetika yang bagus, olahannya juga bentukannya fleksibel,” beber Hamzanwadi, Architect Coordinator Arya Sumba.
Tujuan lain adalah ingin mengangkat pamor material lokal Indonesia, terlebih yang berada tidak jauh dari area resort itu sendiri.
“Nah itu makanya kalau dilihat di sini, di area beach club, restoran, lobby, dan seating area bangunannya menggunakan bambu,” jelas Hamzan.
“Bambu dari Sumba yang kita pakai. Kamar-kamarnya bambu juga termasuk bangunan glam villa itu,” katanya lebih lanjut.
Bahan lokal lain yang digunakan adalah berbagai jenis batu alam untuk mempercantik bangunan dan pelataran resort.

Beberapa bangunan yang masih dalam tahap pembangunan. ( Foto Menara Sumba )
Masa penyelesaian bangunan, sebut Hamzan, sangat tergantung kepada ukurannya.
Penataan area restoran misalnya, makan waktu hampir enam bulan yang dikerjakan tukang terampil dan dibantu para pekerja lokal warga desa setempat.
“Sedangkan bangunan restoran dan beach club kami butuh waktu selama 22 bulan untuk menyelesaikannya,” tutur Hamzan.
Kegiatan pembangunan resort ini pun mendapat dukungan penuh dari sejumlah investor yang jadi kolega bisnis Petr Hemerka dan Hana Grygerova.
Para investor yang tergabung dalam komunitas Red College ini sering datang berkunjung ke lokasi Arya Sumba Resort dan kadang menginap, padahal resort ini sama sekali belum rampung dan tidak beroperasi.
Kini, tinggal menghitung waktu, area resort yang berada tidak jauh dari Hotel Cap Karoso yang telah lebih dahulu beroperasi ini akan mengambil giliran jadi destinasi baru nan memikat di bibir Pantai Maliti, Desa Ate Dalo.
Pesona pariwisata di area resort milik Arya Sumba ini akan jadi salah satu pemikat bagi pelancong mancanegara untuk berkelana di Bumi Nyale . ( JIP/MS )























