WAINGAPU, MENARASUMBA.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Klimatologi Klas II Nusa Tenggara Timur menyatakan bahwa 19 dari 28 Zona Musim (ZOM) yang berada di wilayah NTT diprediksi awal musim hujan 2024/2025 dimulai pada November 2024 dengan puncak musim diprediksi umumnya terjadi pada bulan Januari 2025.
“Awal musim hujan 2024/2025 yang diprediksi tersebut sebagian besarnya akan sama dan lebih cepat(maju)jika dibandingkan terhadap normal atau rata-ratanya,” jelas Kepala Stasiun Meteorologi Umbu Mehang Kunda, Carles A. Tari, Minggu (29/09/2024).
Dikatakannya, sifat hujan selama musim hujan 2024/2025 di sebagian besar daerah Nusa Tenggara Timur diprediksi umumnya Atas Normal(AN).
Kepala Stasiun Meteorologi Umbu Mehang Kunda, Carles A. Tari. ( Foto Menara Sumba )
Khusus wilayah Pulau Sumba terbagi dalam 4 ZOM, dimana awal musim hujan 2024/2025 untuk wilayah Sumba Barat Daya, Sumba Barat bagian barat, Sumba Barat bagian timur, Sumba Tengah bagian selatan, dan Sumba Timur bagian tengah diprediksi akan mengalami awal musim hujan pada November dasarian kedua (Nov II).
“Sedangkan Sumba Timur bagian tenggara pada November dasarian ketiga (Nov III), dan wilayah Sumba Tengah bagian utara juga Sumba Timur bagian utara pada Desember dasarian kedua (Des II),” imbuhnya.
Sifat hujan selama musim hujan 2024/2025 di sebagian besar wilayah Sumba, sebut Carles, diprediksi umumnya Atas Normal (AN) dengan puncak musim diprediksi umumnya terjadi pada bulan Januari dan Februari 2025.
BMKG mengimbau seluruh masyarakat agar lebih siap dan antisipatif terhadap potensi terjadinya bencana hidrometeorologi selama període musim hujan.
“Terutama di wilayah yang mengalami sifat musim hujan Atas Normal (lebih basah) biasanya berpotensi mengalami peningkatan risiko bencana banjir dan tanah longsor akibat curah hujan dengan intesitas yang tinggi,” katanya lebih lanjut.
Karena itu, diharapkan pemerintah daerah dan stakeholder terkait dapat menjadikan informasi prediksi musim hujan 2024/2025 ini sebagai acuan untuk menyusun rencana aksi dini (early action), dalam rangka menekan kerugian yang dapat ditimbulkan akibat bencana hidrometeorologi.
“Di sisi lain, BMKG mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan guna mencegah penyebaran penyakit yang rawan terjadi pada periode musim hujan, seperti demam berdarah,” pungkasnya. ( JIP/MS )
