Berita Desa

Jalan “Gelombang” yang Dikerjakan Pj Kades Ramadana sejak Tahun 2024 Tak Kunjung Tuntas

×

Jalan “Gelombang” yang Dikerjakan Pj Kades Ramadana sejak Tahun 2024 Tak Kunjung Tuntas

Share this article

LOURA, MENARASUMBA.COM – Pemeliharaan jalan usaha tani pada ruas Pateru Wane-Oba Wawi sepanjang 1.150 meter dan ruas Pateru Wane-Weekapada sepanjang 500 meter di Desa Ramadana, Kecamatan Loura, Sumba Barat Daya menuai soal.

Sampai saat ini, jalan “gelombang” yang menelan anggaran Dana Desa sebesar Rp.210.606.000 dan ditangani Pj Kades Ramadana, Paulus R. Pala sejak tahun 2024 ini tidak kunjung tuntas.

Kondisi ruas jalan Pateru Wane-Oba Wawi yang belum tuntas, bergelombang dan banyak kubangan air. ( Foto Menara Sumba )

Padahal dalam dokumen Rencana Anggaran dan Biaya (RAB) disebutkan waktu pelaksanaan pekerjaan hanya 30 (tiga puluh) hari kalender.

Untuk diketahui, ruas jalan Pateru Wane-Oba Wawi sepanjang 1.150 meter dianggarkan dana sebesar Rp 160.460.000 dan ruas jalan Pateru Wane-Weekapada sepanjang 500 meter digelontorkan sebanyak Rp.50.000.000.

Pantauan awak media ini, Rabu (26/03/2025) nampak tumpukan sirtu dibiarkan teronggok sekian lama pada sebuah duiker di ruas jalan Pateru Wane-Oba Wawi.

Timbunan jalan ini menggunakan sirtu berwarna kuning yang minim perekat karena dominan terlihat serpihan batu,

Saat dilalui jalan ini juga bergelombang sehingga kendaraan terguncang hebat dan dimana-mana terdapat kubangan air.

Material penutup jalan pun ditebar begitu saja tidak diratakan dengan greder dan juga tidak dipadatkan dengan vibro roller padahal anggaran untuk itu disediakan.

Secara kasat mata lebar jalan ini diduga tidak mencapai empat meter sesuai gambar desain dalam Rencana Anggaran dan Biaya (RAB).

Sisa ruas jalan Pateru Wane-Weekapada yang belum ditimbun agregat. ( Foto Menara Sumba )

Sedangkan dalam RAB lebar badan jalan diwajibkan 3 (tiga) meter dan lebar bahu jalan pada masing-masing sisi adalah 50 (lima puluh) centimeter.

Tembok penahan tanah (TPT) pada ruas jalan ini juga terlihat baru saja dikerjakan dengan konstruksi yang tidak mengikuti gambar desain dan campuran semen yang rapuh.

Sesuai juknis, tinggi TPT 50 centimeter dengan lebar bawah 40 centimeter dan lebar atas 25 centimeter.

Panjang TPT ini juga ditengarai tidak mencapai 200 meter seperti yang tertera dalam RAB, dan saat diremas dengan jari tangan TPT butiran campuran dengan mudahnya mengelupas.

Salah seorang warga yang ditemui di ruas jalan ini meminta agar konstruksi bangunan duiker diperiksa karena diduga tulangan betonnya juga rapuh.

“Kami curiga karena sudah sekian lama tumpukan sirtunya dibiarkan menumpuk begitu saja di duiker sehingga selama ini tidak bisa dilalui kendaraan besar,” katanya.

Pemandangan yang sama juga terlihat pada ruas jalan Pateru Wane-Weekapada dengan kondisi bergelombang dan penuh kubangan.

Naasnya lagi, sesuai penuturan Agus warga Dusun IV, pada ruas jalan ini masih tersisa sepanjang 150 meter yang tidak ditimbun sirtu.

Pemandangan salah satu sudut TPT yang diduga dikerjakan tidak sesuai petunjuk teknis. ( Foto Menara Sumba )

“Sebagai pengguna jalan saya sangat kesal dengan hasil pekerjaan yang asal-asalan seperti ini,” sebutnya.

Ia mengaku, warga sudah bersepakat untuk menemui pihak inspektorat dan dinas PMD meminta dua instansi ini melakukan uji petik lapangan.

Menurut dia pekerjaan dilakukan hanya menimbun sirtu secara asal-asalan pada bekas badan jalan yang telah ada.

“Ketika dilalui justru kami merasa kondisi jalan yang lama lebih baik karena saat itu tidak bergelombang,” bebernya.

Warga meminta agar pelaksanaan pekerjaan jalan ini diusut tuntas oleh pihak berwenang.

Selama ini warga dibuat tidak nyaman ketika melintasi dua ruas jalan tersebut.

“Kami minta usut tuntas pelaksananya dan perbaiki jalan ini sesuai petunjuk teknis yang telah dibuat. Jika tidak kami akan demo,” tandasnya.

Secara terpisah, dihubungi lewat pesan WhatsApp, Penjabat Kepala Desa Ramadana, Paulus R. Pala tidak membalas pertanyaan awak media ini.

Beberapa pertanyaan yang dikirim kepada penjabat kepala desa yang juga staf Dinas PMD Kabupaten SBD ini hanya bertanda centang dua.

Sebelumnya, persoalan jalan tersebut sudah diberitakan media ini pada 7 Februari 2025 lalu.

Dalam investigasi lapangan saat itu ditemukan kondisi jalan yang mengenaskan dan sejumlah item pekerjaan yang belum tuntas. ( JIP/MS )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *