KUPANG, MENARASUMBA.COM – IPDA Rudy Soik menepis pernyataan Kabid Humas Polda NTT, Kombes Pol Ariasandy, SIK yang menyebutnya sebagai polisi yang tidak berprestasi.
Ia bahkan menegaskan jika keputusan memecat dirinya adalah tindakan pembunuhan secara massif terhadap karier dan karakternya.
Pernyataan ini disampaikan IPDA Rudy Soik dalam wawancara singkat dengan media ini, Selasa (15/10/2024) pagi.
Dikatakan sosok penegak hukum yang gigih mengungkap sejumlah kasus besar tanpa kompromi ini, penyataan Kabid Humas Polda NTT justru berbanding terbalik dengan fakta sesungguhnya.
“Saya akan tunjukkan sejumlah penghargaan yang diberikan institusi Polri maupun dari negara lain atas keberhasilan saya dalam mengungkap kasus,” terangnya.
Dirinya berharap dengan membeberkan sejumlah bukti penghargaan yang sudah diterima, masyarakat bisa melihat dengan jelas apakah ia memang anggota polisi tidak berprestasi seperti yang sudah dituduhkan kepadanya.
Menurut dia, apa yang sudah dialaminya saat ini merupakan buah dari tindakan diskriminatif institusi tempat ia mengabdikan diri dan segala kemampuan dengan seutuhnya.
Rudy Soik dipecat setelah melewati Sidang Kode Etik yang digelar selama dua hari, sejak Kamis (10/10/2024) sampai dengan Jumat (11/10/2024).
Hasil Sidang Kode Etik ini menyatakan IPDA Rudy Soik melakukan perbuatan tercela yang berbuah Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) untuk dirinya.
Namun ditegaskan Rudy jika apa yang sudah ditimpakan kepadanya adalah tidak benar karena ia melaksanakan tugas penegakan hukum dengan sungguh-sungguh.
“Apa yang saya alami ini adalah pembunuhan secara massif atas karier dan karakter saya,” tandasnya. ( KOP/MS )
