Lingkungan Hidup

Kelak Sampah di SBD Bakal Hasilkan Cuan, Setidaknya Bisa Ditukar Jadi Beras

×

Kelak Sampah di SBD Bakal Hasilkan Cuan, Setidaknya Bisa Ditukar Jadi Beras

Share this article

TAMBOLAKA, MENARASUMBA.COM – Saat ini sampah masih dipandang sebagai sesuatu yang mesti dijauhi karena jorok dan umumnya beraroma tidak sedap.

Namun anggapan miring ini bakal berubah manakala rencana pengolahan sampah yang digagas Camat Loura, Yengo Tanda Kawi, SPd sudah menggeliat di bumi Amba Luna Lele-Liku Lai Palonda.

Camat Loura, Yengo Tanda Kawi, SPd ( Foto : dok. pribadi )

“Jika diolah, sampah tidak lagi jadi bayang menakutkan yang harus dihindari karena selama ini dicap kotor dan berbau busuk serta jadi sumber berbagai penyakit,” sebut Camat Yengo Tanda Kawi kepada sejumlah awak media pekan lalu.

Ia menuturkan, setelah menimba pengalaman pada sejumlah tempat pengolahan sampah yang disambanginya di Pulau Bali ternyata bermacam jenis limbah kotor ini malah jadi sumber pendapatan cukup fantastis.

Camat yang suka blusukan ini mengaku, ia sempat diledek oleh relasinya di sana tatkala membandingkan pendapatan sebulan dari jabatannya sebagai orang nomor satu di Loura.

Dirinya cukup tercengang saat relasinya tersebut menanyakan penghasilan yang diterima setiap bulan sebagai reward dari lambang garuda di dadanya itu dengan cuan dari hasil olah sampah yang digeluti sang relasi.

“Saya kaget bukan kepalang ketika dengan enteng ia menyebut penghasilannya sebulan cuma tiga ratus juta saja,” beber Yengo Tanda Kawi.

Padahal, yang dikelola adalah sesuatu yang sudah tidak dianggap lagi bahkan dihindari orang karena kotor dan berbau tidak sedap yang menyengat hidung.

Foto sampah di sudut Pasar Omba Komi hasil jepretan beberapa waktu lalu

Dari situ pikiran Camat on the spot ini pun terinspirasi, tambah semangat, yakin, dan membulatkan tekad untuk merubah persepsi miring tentang sampah di wilayahnya dari sumber masalah menjadi sumber penghasilan warga.

Tidak pikir panjang ia pun bernegosiasi mengajak relasinya ini untuk join mengelola buangan limbah di seantero SBD bahkan bila perlu merambah ke kabupaten tetangga, Sumba Barat.

Ia menyebut, jika sudah beroperasi kegiatan pengolahan sampah ini butuh bahan baku yang tidak sedikit jumlahnya. Dengan demikian, ketika sudah menipis di SBD mau tidak mau harus ambil sampah dari kabupaten lain.

“Sampah dari masyarakat tidak diambil gratis begitu saja tapi ada kompensasi yang diberikan seperti beras misalnya,” ujar dia pula.

Beras dinilainya lebih tepat untuk dibarterkan dengan sampah ketimbang dalam bentuk uang tunai. Ini juga menjadi solusi jitu di tengah melambungnya harga bahan kebutuhan pokok tersebut yang amat menguras isi dompet warga kurang mampu.

Ada berbagai macam hasil olahan yang kelak bersumber dari olah sampah ini. Tidak saja pupuk organik atau pakan ternak, namun ada pula budi daya lalat untuk diambil larvanya.

Layaknya budi daya cacing yang juga menggunakan media hampir mirip karena bersinggungan dengan hal yang kotor, beternak lalat pun demikian. Namun jangan kaget ketika tahu besarnya keuntungan diraup dari usaha yang dianggap menjijikkan ini.

Karena itu meski ada sebagian orang yang masih pesimis dengan usaha olah sampah lantaran harus menggeluti kotor dan bau, namun pihaknya tetap optimis bakal mendapat sambutan masyarakat luas.

“Saya sangat yakin, dengan dukungan masyarakat semuanya akan berjalan baik. Masalah sampah kita ubah jadi sumber rezeki, buka lapangan kerja, dan limbah rumah tangga bisa dikonversi jadi beras untuk menopang kebutuhan pangan,” tandasnya. ( JIP/MS )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *