Peternakan

Banyak Ternak Warga Mati, Kepala Desa Tema Tana Minta Pemda SBD Tertibkan Perdagangan Babi dan Fungsikan Poskeswan

×

Banyak Ternak Warga Mati, Kepala Desa Tema Tana Minta Pemda SBD Tertibkan Perdagangan Babi dan Fungsikan Poskeswan

Share this article

WEWEWA TIMUR, MENARASUMBA.COM – Kepala Desa Tema Tana, Musa Umbu Togola meminta Pemda SBD untuk mengawasi dan menertibkan pedagang babi di sepanjang jalan protokol.

Selain itu ia juga berharap peran aktif petugas dinas peternakan di tingkat kecamatan untuk mengedukasi warga yang sebagian besar belum paham tentang penyakit ini.

Seruan Kades Umbu Togola mengemuka lantaran jumlah ternak babi yang mati dan diduga terserang virus African Swine Fever (ASF) di Desa Tema Tana, Kecamatan Wewewa Timur tersebut meningkat drastis.

“Serangan penyakit yang menimbulkan kematian pada ternak babi di desa Tema Tana jauh lebih tinggi dari wabah ASF gelombang pertama dan kedua. Bahkan ternak warga sudah hampir punah,“ ujar Kades Umbu Togola pekan lalu.

Ia sendiri telah kehilangan enam ekor babi besar yang harganya sudah berkisar 20 juta per ekor. Bahkan satu diantaranya adalah babi betina yang dalam beberapa hari lagi siap beranak.

Warga Tema Tana, lanjutnya, rata-rata mengalami kondisi yang sama sehingga memengaruhi semangat untuk kembali menggeluti usaha ternak babi yang sedikit kendor karena trauma.

Salah satu persoalan yang mesti dibereskan pemerintah adalah tata kelola perdagangan ternak babi di wilayah SBD yang dinilainya tidak terkontrol dengan baik.

Banyak lapak penjual babi didirikan sepanjang jalan protokol di wilayah Wewewa tanpa pengawasan ketat, apalagi kehadiran petugas peternakan untuk memastikan sehat tidaknya babi yang diperdagangkan.

Pengawasan yang minim, sebut dia, menjadi salah satu pemicu menyebarnya wabah ini tanpa bisa dikendalikan dan memakan korban ternak dalam jumlah tidak sedikit.

“Selama ini kami sudah mematuhi himbauan pemerintah dengan menjaga kebersihan kandang, melakukan desinfeksi. Namun daya tular wabah ini ternyata lebih kuat melebihi upaya antisipasi yang telah kami lakukan,” ungkapnya.

Pasal lain yang dikritisi Musa Umbu Togola adalah tupoksi Poskeswan di tingkat kecamatan yang belum menampakkan geliat kehadirannya di tengah masyarakat.

Bulan sebelumnya, ujar Kades Umbu Togola, ada petugas peternakan yang turun di desa tersebut dan pihaknya telah mengeluhkan persoalan ini.

Namun nampaknya keluhan itu hanya bertepuk sebelah tangan karena tidak ada tindak lanjut atau pun upaya nyata yang diambil oleh petugas Poskeswan.

“Jangan hanya buat itu Poskeswan, petugasnya hanya tinggal di situ bahkan kadang-kadang Poskeswan sama sekali tidak berfungsi,” ucapnya dengan nada agak keras.

Tanpa bermaksud menuding pihak mana pun, ia juga meminta agar penjualan daging babi oleh masyarakat umum bisa ditindak tegas karena menjadi salah satu pemicu utama penularan wabah.

Dalam pengamatannya, masih banyak terlihat penjualan daging babi secara bebas tanpa melalui mekanisme abatoir yang legal.

Ini juga menjadi salah satu faktor utama dari sekian banyak problem yang memicu wabah merebak dengan cepat dan berdampak pada jumlah ternak babi warga yang mati jauh lebih dashyat dari tahun sebelumnya.

“Karena itu, satu-satunya cara adalah tindakan nyata dan tegas dari pemerintah untuk menertibkan mobilitas dan sirkulasi perdagangan babi, serta peran petugas peternakan yang belum menampakkan geliatnya,” tandas Musa Umbu Togola.  ( JAP/MS )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *