JAKARTA, MENARASUMBA.COM – Penanganan korupsi berjamaah di Bank NTT memperlihatkan tidak adanya keberanian aparat penegak hukum.
Bahkan lebih tragis lagi aparat penegak hukum terutama Kejati NTT mempetieskan bahkan mengesbatukan tindak pidana korupsi MTN 50 miliar Bank NTT.
Bertepatan dengan Hari Anti Korupsi Internasional, 9 Desember 2024 maka Koalisi Masyarakat Pemberantasan Korupsi (KOMPAK) Indonesia menyatakan sikap atas penanganan perkara tindak pidana korupsi di Bank NTT.

Hal itu disampaikan Ketua KOMPAK Indonesia, Gabriel Goa, Senin (09/12/2024).
“Ada perkara tipikor MTN 50 miliar yang ditangani Kejati NTT, perkara tipikor 100 miliar lebih kredit macet PT Pundi Mas dan perkara tipikor 1,5 miliar yang digunakan untuk acara peringatan hari lahir Pancasila 1 Juni 2022 di Ende namun mengangkangi aturan perbankan dan UU Tipikor,” jelasnya.
Terpanggil nurani kemanusiaan untuk menyelamatkan uang rakyat miskin NTT yang disimpan di Bank NTT dan diduga kuat dikorupsi secara berjamaah maka pegiat anti korupsi berkolaborasi dengan pers menyuarakan jerit tangis voice of the voiceless NTT.
Pertama, mendesak KPK RI untuk ambil alih dan segera tangkap, tahan serta proses hukum pelaku dan aktor intelektual korupsi berjamaah di Bank NTT.
“Kedua, mendesak KPK RI segera memanggil dan memeriksa Kajati dan Aspidsus Kejati NTT terkait perkara tipikor MTN.50 miliar Bank NTT,” tegas Gabriel.
Ketiga, mendesak KPK RI segera memanggil dan memeriksa penjabat gubernur NTT dan komisaris independen Bank NTT yang diduga kuat melakukan maladministrasi serta praktek KKN ikut cawe-cawe dalam perkara Bank NTT.
“Keempat, mendesak pimpinan KPK RI yang baru untuk segera menuntaskan perkara tindak pidana korupsi Bank NTT bertepatan dengan peringatan Hari Anti Korupsi Dunia, 9 Desember 2024 sebagai hadiah ulang tahun NTT yang ke 66 tanggal 20 Desember 2024 menuju NTT bersih bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme,” tandasnya. ( TAP/MS )



























