TAMBOLAKA, MENARASUMBA.COM – Perdamaian keluarga Tosi Uma Karara antara keluarga besar Waikahoba dengan keluarga besar Bulu Kogha yang dirangkum dengan misa syukur perdamaian mendapat atensi dan apresiasi dari banyak kalangan.
Salah satunya datang dari mantan Kadis P dan K Kabupaten SBD, Rikhardus Holo Kondo, SH yang juga hadir dalam misa syukur perdamaian pada Jumat (15/11/2024) lalu.

Pose bersama sejumlah imam yang terlibat dalam misa syukur perdamaian keluarga di kediaman Agustinus Tamo Mbapa, Desa Hoha Wungo, Kecamatan Kodi Utara. ( Ist )
“Saya juga diundang ke acara misa syukur tersebut dan menurut saya peristiwa perdamaian itu wajib diteladani oleh kita semua,” ujarnya.
Rikhardus menyebut, perdamaian ini patut diapresiasi sebagai sesuatu hal yang sangat baik dan teramat indah dalam dinamika kehidupan kedua rumpun keluarga besar.
“Ini adalah peristiwa iman luar biasa yang terjadi dalam keluarga besar Pak Gustaf Tamo Mbapa dan Pak Bone Radu Kaka,” akunya.
Dikatakan bacawabup Paket D Dama-Riko yang urung masuk gelanggang pilkada ini, karya dan kebaikan Tuhan yang boleh terjadi senantiasa menjadi berkat bagi kedua rumpun keluarga dan teladan yang baik bagi masyarakat.

Mantan Kadis P dan K Kabupaten SBD, Rikhardus Holo Kondo, SH ( kemeja biru muda ) saat menghadiri misa syukur perdamaian keluarga besar Agustinus Tamo Mbapa. ( Ist )
Karena selain dimaknai dalam dimensi personal di antara mereka yang berselisih akibat luka adat yang dalam, tetapi juga dalam dimensi sosial dan dimensi keimanan menjadi referensi positif bahwa tidak ada soal yang tidak bisa diselesaikan, walau terkungkung waktu yang cukup lama.
“Kita mesti bersyukur dan bergembira bersama, saling menopang dan menguatkan supaya situasi yang sudah pulih perlu terus terjaga dan terpelihara untuk waktu-waktu selanjutnya,” imbuh Rikhardus.
Peristiwa damai yang terjadi berkenaan dengan dinamika kontestasi pilkada saat ini, katanya lebih lanjut, perlu dimaknai bahwasanya segala sesuatu memang ada waktunya.
“Ada waktu Tuhan untuk berkarya, dan segala sesuatu tentu indah pada waktunya, seindah dan sebahagia suasana hati yang dialami kedua rumpun keluarga Pak Gustaf dan Pak Bone,”: tambahnya.

Suasana pelaksanaan misa syukur perdamaian keluarga Agustinus Tamo Mbapa, Jumat (15/11/2024) lalu. ( Ist )
Diharapkan, situasi damai kedua keluarga besar, dalam dimensi sosial kiranya menjadi rujukan bersama untuk senantiasa saling menjaga suasana hati, saling menghargai satu terhadap yang lain teristimewa dalam suasana kontestasi pilkada jelang hari h pemilihan untuk tidak mudah terprovokasi dengan narasi-narasi politik yang tidak elegan.
Harapannya, semua pihak memiliki tanggungjawab untuk tetap menjaga suasana tetap teduh. Pilihan boleh saja berbeda tetapi kekeluargaan, persahabatan, dan kekerabatan mesti terus terjaga dengan baik.
“Pada sisi lain juga perlu kita apresiasi bahwa terlepas dari apapun hasil yang diperoleh dalam kontestasi pilkada SBD ini, keluarga Pak Gustaf telah mendapatkan piala kemenangan karena suasana perdamaian yang terjadi sangat bernilai dan tidak bisa ditakar harganya,” pungkas Rikhardus. ( JIP/MS )





















