Humaniora

Setia Sampai Akhir : Belajar tentang Keteladanan Santo Ignatius dari Antiokhia

×

Setia Sampai Akhir : Belajar tentang Keteladanan Santo Ignatius dari Antiokhia

Share this article

YOGYAKARTA, MENARASUMBA.COM – Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu telah mengambil kunci pengetahuan; kamu sendiri tidak masuk ke dalam dan orang yang berusaha untuk masuk ke dalam kamu halang-halangi.” (Lukas 11:47-54)

Yesus hadir ke dunia untuk menghadirkan Kerajaan Allah yang ditandai dengan damai sejahtera dan bukan menindas atau membebani sesamanya.

Berbeda dengan kehadiran ahli taurat. Mereka menghalang-halangi orang lain bahagia dan meletakkan bebannya kepada orang lain.

Kita bersyukur atas Ignatius dari Antiokhia. Ignatius adalah murid Santo Yohanes, Rasul dan Penulis Injil. Ignatius adalah murid pandai, saleh, dan bijaksana.

Oleh karena itu ia kemudian diangkat menjadi Uskup Antiokia. Pada masa itu umat Kristen dikejar-kejar dan dianiaya oleh kaki tangan Kaisar Trajanus.

Ignatius pun tidak luput dari penganiayaan itu. Kepada mereka ditawarkan hanya dua kemungkinan: murtad atau mati.

Kalau mereka murtad dan menyangkal imannya, mereka akan selamat; kalau tidak, mereka akan dibunuh.

Bersama Ignatius, banyak orang Kristen yang ditangkap, dan dihadapkan kepada kaisar. Kaisar menanyai Ignatius: “Siapakah engkau, hai orang jahat yang tidak menaati titahku?”

Dengan tenang Ignatius menjawab: “Janganlah menyebut jahat terhadap orang yang membawa Tuhan dalam dirinya.

Akulah Ignatius, pemimpin orang-orang yang sekarang berdiri di hadapanmu. Kami semua pengikut Kristus yang telah disalibkan bagi keselamatan umat manusia. Kristus itulah Tuhan kami dan Ia tetap tinggal dalam hati kami dan menyertai kami.”

Jawaban tegas Ignatius itu menimbulkan amarah kaisar. Ia segera dibelenggu dan disiksa.

Tetapi sebagaimana Kristus, Ignatius pun menanggung semua penderitaan itu dengan tabah. Ia setia akan imannya sampai mati. Menghadirkan Kerajaan Allah tak lepas dari pengorbanan.

Santo Ignatius dari Antiokhia, doakanlah kami. Kita bersama Tuhan berjuang hidup benar dan berkenan di hadapan Tuhan.

Kita menjadi pembawa damai bagi sesama. Berkat Tuhan melimpah untuk Indonesia tercinta.


(Rm. ASH., Pr. Gereja Paroki Santo Petrus & Paulus BABADAN Wedomartani, Sleman – Yogyakarta).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *