Lingkungan Hidup

Terpanggil Atasi Persoalan Sampah, Camat Yengo Tanda Kawi Ajak Pengusaha Bali Kelola Limbah Jadi Komoditi Berharga

×

Terpanggil Atasi Persoalan Sampah, Camat Yengo Tanda Kawi Ajak Pengusaha Bali Kelola Limbah Jadi Komoditi Berharga

Share this article

TAMBOLAKA, MENARASUMBA.COM – Pengelolaan sampah yang selama ini jadi urusan cukup pelik di SBD menginspirasi Camat Loura, Yengo Tanda Kawi, SPd untuk menyulap limbah tersebut menjadi komoditi berharga.

Langkah awal dimulai Yengo Tanda Kawi dengan mengunjungi relasinya di Pulau Dewata yang sudah berpengalaman mengolah sampah menjadi sumber pemasukan.

“Saya baru tiba dari Bali mengunjungi relasi di sana yang juga sudah saya ajak untuk kerja sama kelola sampah di Sumba Barat Daya,” jelasnya kepada awak media pekan lalu.

Menurut dia, ide ini tercetus ketika persoalan sampah di wilayah Loura sudah sangat mengganggu dan harus segera ditangani.

Usai sekian lama merenung, ia berpikir mesti ada jalan keluar yang diambil sebagai upaya solutif agar limbah ini tidak lagi jadi momok masalah yang senantiasa membelit.

Ia pun menguras pikiran mencari ide lalu berdiskusi dengan beberapa relasi, bagaimana merubah sampah dari sumber masalah menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Bagaimana tidak, saban hari persoalan sampah ini kian rumit karena menumpuk dan bertebaran dimana-mana jadi pemandangan mengganggu dengan aroma tidak sedap.

“Saya akhirnya berketetapan hati dan memutuskan harus menemukan cara tepat untuk menuntaskan masalah tersebut,” sambung camat yang tidak suka duduk di belakang meja ini.

Berada di Bali selama beberapa hari, ia berdiskusi yang kemudian berbuah dukungan dari para relasi di sana untuk bekerjasama mengelola sampah.

Konsep pelaksanaan pun sudah dibuat, tinggal menunggu momen untuk segera memulai, lebih cepat lebih baik, cetus mantan Camat Kodi Utara ini.

“Tim dari Bali akan turun tanggal 15 Februari 2023 nanti. Paling lambat pada 17 Februari 2023 sudah bisa action di lapangan, dimulai dengan penyemprotan sampah pada beberapa tempat di wilayah Loura,” terangnya.

Sampah berbau tidak sedap ini akan disemprot dengan racikan formula alami sehingga tidak lagi mengganggu penciuman, lalu nantinya diangkut ke tempat pengolahan.

Setibanya di lokasi pengolahan, sampah ini nantinya akan dipilah dalam empat jenis, yakni plastik, besi, kertas, dan limbah basah seperti sisa nasi dan sisa olahan makanan lain.

“Kita mulai dulu dengan upaya pribadi, sebab untuk mengandeng mitra dari unsur pemerintah atau pun badan usaha lain belum ada payung hukum sehingga proses eksekusinya juga butuh waktu,” lanjutnya pula.

Karena itu, dari rencana yang telah diagendakan, tim akan melakukan survei guna menentukan lokasi mana yang nantinya layak dijadikan tempat pengolahan sampah.

Ia menambahkan, ada dua lokasi yang kelak harus disiapkan dimana salah satu area akan ditempatkan alat penghancur sampah, dan ini mesti jauh dari pemukiman agar deru mesinnya tidak mengganggu warga.

Sedangkan untuk pengolahan limbah basah dapat dilakukan pada lokasi yang dekat dengan rumah penduduk, seperti pengolahan pakan ternak dan pupuk organik.

“Harapan saya, rencana ini bisa terlaksana lancar sehingga image negatif tentang sampah yang selama ini selalu dianggap sumber masalah kita ubah jadi sesuatu yang berharga dan bermanfaat bagi masyarakat,” pungkasnya. ( JIP/MS )

Response (1)

  1. Pemimpin yg cerdas dan peka akan lingkungannya akan banyak membawa manfaat dalam kepemimpinannya bagi rakyat Kab SBD.Lanjutkan Bung Camat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *