Berita Desa

Warga Desa Rada Loko Ditemukan Mati Tergantung, Kades Sebut Murni Bunuh Diri

×

Warga Desa Rada Loko Ditemukan Mati Tergantung, Kades Sebut Murni Bunuh Diri

Share this article

KODI BANGEDO, MENARASUMBA.COM – Yonatan Mone Kaka warga Kampung Pa’donggolong, Desa Rada Loko, Kecamatan Kodi Bangedo, Kabupaten SBD ditemukan mati tergantung di sebuah pondok kebun, Jumat (21/02/2025).

Meski belum ada hasil autopsi, oleh pihak keluarga, kematian Yonatan Mone Kaka yang ditemukan mati tergantung disebut murni bunuh diri.

Pernyataan ini disampaikan Kepala Desa Rada Loko, Donatus Japa Ndoda kepada sejumlah awak media, Sabtu (22/02/2025).

Kepala Desa Rada Loko, Donatus Japa Ndoda.

“Kematian almarhum Yonatan Mone Kaka murni gantung diri dan kami tidak mencurigai siapa pun,” ucap Donatus Japa Ndoda yang juga paman korban.

Kades Japa Ndoda yang saat itu ditemui awak media di Kampung Weharri menerangkan, korban pertama kali dilihat oleh beberapa anak yang sedang menggembalakan kerbau.

“Saat itu mereka melewati pondok tersebut, dan kemudian melaporkan kejadian itu kepada warga kampung Pa’danggolong,” tuturnya.

“Saya kemudian ditelpon oleh salah seorang keluarga di kampung Pa’donggolong, menyampaikan bahwa Yonatan Mone Kaka telah meninggal karena gantung diri,” jelasnya lebih lanjut.

Setelah mendapatkan informasi itu Kades Japa Ndoda bersama keluarga langsung menuju tempat kejadian.

“Kami dapati almarhum sedang dalam posisi gantung diri menggunakan seutas kain yang sudah disobek olehnya,” kata Japa Ndoda lebih lanjut.

“Saat itu juga saya perintahkan kepala dusun untuk melaporkan kejadian tersebut ke pihak polisi, walau kami tahu bahwa almarhum mengidap gangguan jiwa,” imbuhnya.

Namun saat anggota polisi sudah di lokasi kejadian justru pihak medis tidak kunjung tiba.

Karena tidak tega melihat korban sekian lama dalam posisi tergantung, keluarga yang panik meminta izin agar jenazahnya diturunkan dan dibawa ke Puskesmas Walandimu untuk mendapatkan visum et repertum.

Baru setelah itu jenazah Yonatan Mone Kaka dibawa pulang untuk disemayamkan sesuai tradisi setempat.

Menurut Kades Donatus Japa Ndoda, almarhum Yonatan Mone Kaka mengalami gangguan jiwa sejak duduk di bangku SMA hingga kuliah.

Usai menuntaskan kuliah, selama dua tahun ia sempat mengajar pada salah satu SMP.

“Tetapi gangguan jiwa yang dialaminya makin memburuk, tidak mengajar apa-apa meski tiap hari selalu rajin masuk sekolah,” terang Japa Ndoda.

Pihak sekolah akhirnya memberhentikan Yonatan dari tugasnya sebagai guru honor.

“Almarhum kemudian beraktivitas sebagai petani dan mendapat hasil lumayan dimana tahun lalu memperoleh panenan empat ton padi,” kisahnya.

Atas kejadian ini, Donatus Japa Ndoda bersama keluarga menegaskan, menerima kematian Yonatan Mone Kaka dengan ikhlas.

“Anak kami murni gantung diri dan keluarga tidak ingin mencurigai siapa pun dalam peristiwa ini,” pungkasnya. ( JIP/MS ).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *