humanities

Yohanes Murid yang Dikasihi

×

Yohanes Murid yang Dikasihi

Share this article

BIBLE LEARNING Jumat, 27 Desember 2024

PESTA Santo Yohanes, Rasul dan Penulis Injil

Sumber Inspirasi: ¤ 1 Yohanes 1:1-4. ¤ Yohanes 20:2-8

HARI ini Gereja Semesta merayakan pesta Santo Yohanes, Rasul dan Penulis Injil. Santo Yohanes berasal dari Betsaida, sebuah kota kecil di pantai Genesaret. Ia seorang nelayan Galilea. Yohanes adalah saudara kandung Yakobus. Ayahnya bernama Zebedeus seorang nelayan dari Kapernaum, yang tergolong hidup berkecukupan. Ibunya Salome tergolong seorang wanita pelayan dan yang mengiringi Yesus, bahkan ia sampai di bukit Kalvari dan kubur Yesus.

Bacaan Injil hari ini (Yohanes 20:2-8) mengemukakan tentang “Kebangkitan Yesus.” Ketika hari masih pagi benar, Maria Magdalena pergi ke kubur Yesus dan melihat batu telah diambil orang. Ia berlari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang dikasihi Yesus, lalu berkata kepada mereka: “Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakan” (ay. 2). Mendengar apa yang dikatakan Maria Magdalena itu, berangkatlah Petrus dan Yohanes ke kubur Yesus. Yohanes adalah orang pertama yang percaya bahwa Yesus bangkit. Ia juga yang mengenali Yesus yang menampakkan diri di pantai Danau Galilea.

Dari pengalaman imannya yang dalam, ia menuliskan kesaksian untuk bangsa-bangsa, agar mereka juga mengenal Kristus yang telah mengorbankan diri bagi keselamatan semua orang. Kekayaan spiritual Yohanes menjadi sumber inspirasi yang tak kunjung padam, memberikan gambaran lengkap kasih Yesus yang tergambar dalam penderitaan-Nya.

Kesaksian Yohanes adalah kesaksian seorang anak manusia yang secara khusus menerima kasih karunia Yesus Kristus. Sebagai murid yang dikasihi Yesus, ia duduk dekat Sang Guru dalam malam Perjamuan Terakhir. Ia adalah murid yang dekat dengan Yesus, sebagaimana tampak dalam kebersamaannya di bukit Tabor, ketika Yesus berubah rupa atau transfigurasi; di Taman Getsemani, ketika Yesus berdoa dengan sedih dan gentar; di Kapernaum, ketika Yesus membangkitkan anak Yairus; dan di bukit Zaitun, ketika Yesus memberitahukan tentang permulaan penderitaan-Nya.

Yohanes sangatlah dikenal berkhotbah yang sama dan pendek: “Anak-anakku, cobalah kamu saling mengasihi.” Waktu ditanya, mengapa mengulang-ulang saja khotbah itu? Ia menjawab: “Itu perintah Tuhan yang utama. Jika kamu melakukannya, sudah cukuplah itu.”

Yohanes adalah tipe orang yang sedikit bicara, tetapi kata-katanya sangat tertimbang dan mendalam. Kata-kata itu bukan asal keluar dari mulutnya, tetapi berdasarkan REFLEKSI dan PRAKTEK HIDUP. Sedangkan kita? Tidak jarang peduli kasih kita masih tinggal dalam LEVEL TEORI, biasanya orang mengenal dengan istilah NATO (No Action, Talk Only).

Pesan apa yang dapat kita petik? Identitas Yohanes bertumbuh dalam tempaan pengalamaan. Semuanya terjadi karena ia menyatukan seluruh pribadinya dengan Yesus. Dengan kata lain, hanya Kristus yang hidup di dalam dirinya. Persatuan mistik seperti inilah yang sebetulnya kita cita-citakan. Tingkatan persatuan mistik ini tentu tidak sedalam yang dialami Santo Yohanes dari Salib, atau Santa Teresia Avilla. Namun dengan mendalami Rasul Yohanes ini, kita belajar membangun kerangka spiritual yang jelas bagi pengembangan diri. (DT).

Selamat BERAKTIVITAS KEMBALI

Shalom, Tuhan memberkati.🛐

@Dami Tiala Umat Lingk. Ratu Kenyo Ev. Gereja Paroki Santo Petrus & Paulus BABADAN Wedomartani, Sleman – Yogyakarta.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *