TAMBOLAKA, MENARASUMBA.COM – Gagalnya pencairan tunjangan sertifikasi guru Lidia Soli Malo yang terakumulasi selama enam bulan berbuntut panjang.
Bupati akhirnya meminta agar absensi KBM di SDN Poma, Kecamatan Kota Tambolaka tempat dimana Lidia Soli Malo mengajar dilakukan secara elektronik dengan sistem finger print (sidik jari).

Bupati SBD, Ratu Ngadu Bonu Wulla, ST saat diwawancarai wartawan. ( Foto Menara Sumba )
Pasalnya, pengajuan pencairan tunjangan sertifikasi Lidia Soli Malo saat itu menyertakan daftar hadir yang nihil tanda tangan bersangkutan.
Kisah yang terjadi pada akhir tahun 2023 ini akhirnya mencuat setelah Lidia Soli Malo mengadukan persoalannya.
Bupati SBD, Ratu Ngadu Bonu Wulla, ST merespon dan mendatangi kantor Dinas P dan K setempat pada Selasa (22/04/2025) pagi.
Namun kehadiran Ratu Wulla yang didampingi Wakil Bupati Dominikus A. R. Kaka, SP ini tidak berhasil menemui seorang pun pejabat dinas yang berkompeten mengurus soal itu.
Siang harinya sepulang dari kunjungan di sejumlah desa, bupati dan wakil bupati kembali mendatangi kantor dinas tersebut.
Beruntung Plt Kepala Dinas P dan K Kabupaten SBD, Wilhelmus Mali, SP baru saja tiba dari melaksanakan tugas di Jakarta.
Juga Kepala SDN Poma, Kristina Lede, S.Pd telah hadir terlebih dahulu.
Pembicaraan pun dilakukan di ruang kerja kepala dinas yang dihadiri bupati, wakil bupati, kadis P dan K, kepala sekolah, dan guru bersangkutan.
Dalam keterangannya di hadapan awak media usai pembicaraan itu, Bupati Ratu Wulla meminta Lidia Soli Malo mengikhlaskan tunjang sertifikasi yang gagal dicairkan.
“Beliau tidak melakukan tugasnya Tapi menurut beliau itu mengatakan dia tidak diberikan beban jam untuk mengajar. Nah ini kan kita buntu di sini. Yang satu bilang ini sudah tanda tangan GTK-nya. Yang satu bilang tidak,” jelas bupati.
“Jadi saya ambil jalan tengah. Saya minta kepada si guru tadi untuk ikhlaskan,” terangnya lagi.
Menurut bupati, saat itu guru bersangkutan sedang memasuki masa persiapan pensiun.
“Beliau kan menjelang pensiun beliau urus berkas semua dan memang keaktifannya itu menjelang hari pensiun itu kan agak kurang,” timpal bupati.
“Biasanya MPP (Masa Penantian Pensiun) bisa selama satu tahun itu kan tapi di sini guru yang ada di SDN Poma kepala sekolahnya disiplin banget gitu loh, dia mau gurunya mengajar terus ada terus tidak boleh urusan lain pokoknya di sekolah,” katanya lebih lanjut.
Di SDN Poma ini, kata bupati, ia akan melihat bagaimana kedisiplinan dari kepala sekolah dalam mengayomi guru-gurunya.
“Saya minta (absen) finger print. Karena mereka sangat disiplin di situ. Begitu juga dengan di dinas. Dinasnya sangat profesional dalam pelayanan dan lain sebagainya,” tegas bupati.
“Pokoknya dalam pengelolaan manajemen keuangan mereka paling profesional di sini. Sangat-sangat profesional, dan itu yang saya harapkan dari sekolah ini, dari dinas ini,” ucapnya dengan nada ironi.
Ia menyebut, pihaknya akan terus mengawal apa yang terjadi di dinas ini agar menjadi contoh profesionalitas bagi instansi lain.
Dirinya juga telah menanyakan terkait proses pencairan tunjangan dimana ada mekanisme dilakukan per triwulan, dan menurut pihak dinas bahwa semuanya sudah sesuai aturan.
“Memang saya sangat salut sama dinas pendidikan gitu ya. Mereka sangat profesional, mereka sangat disiplin gitu ya, setiap triwulan mereka mencairkan,” sebut Ratu Wulla.
“Nanti jika ada pengeluhan dari guru-guru dan lain sebagainya, baru kita pertanyakan kembali lagi. Setelah itu kalau memang terjadi sesuatu, ya baru kita panggil inspektorat,” tandasnya. ( JIP/MS )
#bupatisbd #tunjangansertifikasiguru #dinaspendidikandankebudayaankabupatensbd



































