TAMBOLAKA, MENARASUMBA.COM – Melalui pendidikan kemiskinan harus bisa dihilangkan dari bumi Sumba.
Pernyataan ini disampaikan Bupati SBD, dr. Kornelius Kodi Mete dalam sambutannya pada acara wisuda sarjana Universitas Katolik Weetebula, Rabu (07/02/2024) di Aula Maria Ratu Damai Unika Weetebula.
“Kenapa? Kalau kemiskinan dikaitkan erat dengan pendidikan, maka kemisikinan harus segera hilang dari bumi Sumba, dan Unika Weetebula sudah berada pada tataran itu,” ujar bupati.
Wisuda pada hari ini, lanjutnya pula, adalah yang pertama kali setelah sebelumnya berlangsung saat lembaga perguruan tinggi itu masih berstatus sebagai STKIP.

Rektor Universitas Katolik Weetebula, Wilhelmus Yape Kii, S.Pt, M.Phil, M.A saat memberikan sambutan pada acara wisuda perdana. ( Foto tangkapan layar YouTube Unika Weetebula )
Ia menyebut, kualitas wisuda STKIP dan Unika berbeda, karena dulu pada wisuda STKIP kecil kemungkinan melahirkan profesor, namun dengan wisuda hari ini kelak akan lahir profesor dari kampus ini.
“Itu bedanya, karena kehadiran Unika tidak semata cita-cita rakyat SBD, tapi juga cita-cita rakyat Pulau Sumba, rakyat NTT, bahkan rakyat Indonesia,” imbuhnya.
Untuk sampai pada tataran itu, kata Kodi Mete, mesti diikuti dengan kerja cerdas dan tulus, baik pada lembaga Unika Weetebula sendiri maupun para alumninya.
“Hari ini 124 orang diwisuda, mudah-mudahan para alumni konsisten menjaga nama baik Unika Weetebula,” pesan bupati Kornelius.
Dalam sambutannya, Rektor Unika Weetebula, Wilhelmus Yape Kii, SPt, M.Phil, MA mengungkapkan rasa syukur dan gembira atas wisuda perdana pada hari itu.

“Setelah melewati berbagai kondisi, baik suka maupun duka sejak kuliah hingga hari ini diwisuda merupakan satu berkat untuk adik-adik dan juga kami,” ungkapnya.
Dikatakan WIlhelmus, hasil akreditasi Program Studi (Prodi) Matematika pada tahun lalu maupun saat ini sangat menggembirakan dan membanggakan.
Demikian halnya dengan Prodi Bahasa Indonesia, Fisika, dan PGSD naik peringkat dari sebelumnya baik menjadi baik sekali.
“Saat ini kita sedang menunggu akreditasi Prodi PAUD. Sementara tiga prodi baru dari Fakultas Sains dan Teknologi Pertanian, Peternakan, dan Agro Teknologi diusahakan agar Juli nanti mendapat akreditasi pertama,” imbuh Wilhelmus.
Hasil akreditasi tersebut adalah bukti bahwa pengelola program studi telah melaksanakan sistem penjaminan mutu yang berkelanjutan dan memenuhi standar yang ditetapkan oleh kementerian.
Terus Benahi Kualitas
Pada bagian lain Wilhelmus mengatakan, Unika Weetebula terus berkomitmen meningkatkan akreditasi, sebagai bentuk transparansi, akuntabilitas, dan tanggung jawab lembaga ini terhadap para pemangku kepentingan, mahasiswa, dan juga pengguna lulusan.
“Kita bercita-cita untuk terus meningkatkan kapasitas dan kualitas lulusan agar nantinya bisa berkontribusi lebih bagi pembangunan, khususnya di wilayah Sumba,” tandasnya lagi.
Niat ini terus diwujudkan, dimana sejak tahun lalu Unika Weetebula telah mendapatkan tiga orang doktor, dan saat ini 11 orang lagi sementara menempuh pendidikan doktor.
“Mudah-mudahan pada tahun ini dan tahun depan secara kontinu kita mulai memanen doktor,” harapnya.
Peningkatan kualitas layanan terus dilakukan sehingga dalam beberapa waktu ke depan sudah bisa dibuka lagi program studi S2 (Master).
Civitas kampus ini juga tanggap dengan perubahan iklim dan pemanfatan energi baru terbarukan (EBT) dimana suplai listrik di seluruh gedung kampus bersumber dari tenaga suryaberkapasitas 36.000 watt.
Dalam dua bulan terakhir hasilnya sudah terlihat nyata, dimana biaya listrik pada beberapa titik di kampus ini dapat ditekan, dari sebelumnya satu juta per meteran, kini jadi 200 ribu untuk setiap bulan.
“Ini adalah bentuk kontribusi dan tanggung jawab kami untuk ikut merawat bumi dengan efisiensi operasional, dan bisa menahan laju kenaikan biaya pendidikan untuk 700 mahasiswa baru,” tuturnya pula.
Di akhir sambutannya Wilhelmus menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi bagi kemajuan pendidikan di Unika Weetebula.
Terima kasih disampaikan kepada orang tua yang telah memercayakan anaknya menimba ilmu di kampus itu, juga para alumni yang tiada henti mempromosikan almamaternya kepada publik.
Pihaknya sangat optimis alumni selalu jadi garda terdepan dalam mempertahankan eksistensi kampus ini.
“Terima kasih atas dukungan Bapak Uskup Weetebula lewat keterlibatan biarawan-biarawati yang jadi dosen di sini, juga dukungan Pemda SBD, Sumba Barat, dan Sumba Tengah yang terus menganggarkan beasiswa,” pungkasnya. ( JIP/MS )




















