Berita Desa

Kades Bondo Boghila Keluhkan Ternak yang Berkeliaran Rusak Tanaman Warga

×

Kades Bondo Boghila Keluhkan Ternak yang Berkeliaran Rusak Tanaman Warga

Share this article
Salah satu lahan kebun Kepala Desa Bondo Boghila, Agustinus Bulu Batu yang dirusak ternak. ( Foto Istimewa )

LOURA, MENARASUMBA.COM – Warga Bondo Boghila resah lantaran puluhan ekor ternak yang dibiarkan berkeliaran dan merusak tanaman petani di wilayah itu.

Kepada media ini, Sabtu (03/08/2024), Kepala Desa Bondo Boghila, Kecamatan Loura, Agustinus Bulu Batu mengatakan, gangguan ternak yang dibiarkan berkeliaran ini kembali terjadi sejak bulan Juni 2024 lalu.

“Sebetulnya sudah sejak tahun kemarin (2023) warga terganggu dengan ternak yang sengaja dibiarkan berkeliaran,” ujar Kades Agustinus.

Kepala Desa Bondo Boghila, Agustinus Bulu Batu. ( Foto Istimewa )

Menurutnya, terdapat puluhan ekor ternak sapi milik salah satu pengusaha yang digembalakan warga desa Lete Konda.

Selain itu, ada pula kerbau milik kepala desa Lete Konda yang jumlahnya mencapai 20 ekor.

“Tahun kemarin kami sudah lakukan komunikasi dengan kepala desa Lete Konda untuk mengingatkan gembala dan pemilik ternak,” jelasnya pula.

Setelah itu, kata dia lebih lanjut, ternak-ternak tersebut mulai ditertibkan dan tidak lagi berkeliaran pada lahan petani di desa Bondo Boghila.

Namun memasuki pertengahan tahun 2024 ini, ternak sapi dan kerbau tersebut kembali berkeliaran bebas merusak tanaman warga Bondo Boghila.

“Habis-habisan lahan petani di sini, sekali masuk tanaman di kebun yang luasnya cuma satu dua hektar ludes dalam hitungan menit,” terang Kades Agustinus.

Tidak saja ubi, jagung, dan jenis tanaman lain di ladang, tanaman padi di sawah pun habis dilahap.

Upaya menertibkan ternak sapi ini pun sudah dilakukan beberapa waktu lalu dengan membuat pagar kawat, namun tidak bertahan lama karena lagi-lagi diserobot hewan-hewan itu.

Lahan petani pada tiga wilayah dusun di desa itu rata-rata mengalami kerusakan akibat ternak yang berkeliaran ini.

Kades Bondo Boghila mengaku, pihaknya belum melakukan komunimasi ulang dengan gembala maupun pemilik ternak.

Keluhan terkait gangguan ternak tersebut hanya diungkapkannya lewat WhatsApp Group (WAG) dimana ia jadi salah satu anggota.

“Persoalan ini pun belum pernah diurus oleh pemerintah kecamatan, hanya diperingatkan oleh camat di grup WA, namun tidak diindahkan,” imbuhnya.

Ia berharap, jika oknum yang dipercaya sebagai gembala tidak lagi peduli, ada baiknya pemilik ternak mengambil tindakan sendiri bagaimana menertibkan hewan-hewan tersebut.

Agustinus khawatir jangan sampai warga tidak bisa mengendalikan kekesalan karena tanamannya dirusak lalu hewan yang tidak tahu apa-apa jadi korban.

“Nanti bisa memicu lagi hal-hal yang tidak baik,” tandasnya.  ( JIP/MS )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *