WAINGAPU, MENARASUMBA.COM – Meski situasi politik tengah bergolak dalam masa kampanye pilkada, kondisi kamtibmas di kabupaten Sumba Timur sangat kondusif.
“Dari aspek keamanan yang dipengaruhi oleh suhu politik, secara visual kita lihat situasi aman dan sangat kondusif,” ujar Kapolres Sumba Timur, AKBP E. Jacky T. Umbu Kaledi, SH, SIK, MM, Jumat (11/10/2024).
Dikatakannya, hampir tidak pernah terjadi permasalahan yang menonjol.
Sebuah insiden pelemparan di Kelurahan Lambanapu, Kota Waingapu sempat viral sebagai pertikaian antara kelompok pendukung paslon 1 dan pendukung paslon 3.
Namun faktanya justru sekumpulan anak muda yang sedang terpengaruh miras lalu melempari rombongan salah satu paslon yang saat itu melintas.
“Jadi tergantung perspektif kita, makanya saya ajak semua pihak untuk bagaimana melihat sebuah kejadian dari sisi yang positif,” imbuh alumni SMA Taruna Nusantara Magelang ini.
Namun ia tidak memungkiri bahwa kontestasi politik menimbulkan perbedaan kepentingan dan argumentasi yang marak di dunia maya baik lewat facebook, tiktok, dan akun medsos lain dengan pertarungan opini.
Ia membeberkan jika saat ini marak akun palsu yang lebih cenderung mengumbar fitnah dan pencemaran nama baik.
Panasnya pertentangan hanya ramai di dunia maya, sedangkan di dunia nyata cenderung tidak terlihat karena karakteristik pola pikir warga Sumba Timur yang sangat menjunjung etika.
“Masyarakat mampu menyelesaikan masalah dengan komunikasi, sehingga kontak fisik tidak pernah terjadi,” tandasnya.
Selaku penanggung jawab kamtibnas, lulusan Akpol tahun 2004 ini mengamalkan penuh tugas pokok Polri yakni pertama, melindungi, mengayomi, dan melayani.
Kedua, memelihara kamtibmas, dan ketiga penegakan hukum yang bersumber dari prinsip preemtif, preventif, dan represif.
Upaya preemtif dilakukan lewat cipta kondisi, dengan kegiatan Jumat Curhat dan Minggu Kasih.
“Jumat Curhat dilakukan secara serentak dimana pada tingkat Polres, Kapolres yang turun, di tingkat Polsek oleh Kapolsek untuk mendengar langsung informasi dan keluhan masyarakat,” ungkap Jacky.
Sementara kegiatan Minggu Kasih digagasnya karena warga Sumba Timur mayoritas beragama Kristen, dengan memperbanyak kegiatan di setiap gereja tanpa kecuali..
Seluruh Kapolsek menyambangi gereja yang ada di wilayahnya, karena titik kumpul orang paling banyak di situ sehingga pola pendekatan ini diyakininya sangat efektif dan efisien.
Di situ disampaikan himbauan kamtibmas, sambil mendengarkan keluhan dari jemaat.
“Umat agama lain juga demikian, dimana kemarin saya kunjungi masjid di daerah Kamala Putih, dan tanggal 17 nanti ke pura di depan Lapangan Pahlawan,” tambahnya.
Pendekatan lewat jalur keagamaan disebutnya lebih menyentuh karena dalam prosesi itu posisi psikologis umat dalam kondisi fokus untuk menerima hal baik.
Hal penting lainnya adalah mengaktifkan unsur Bimas dengan jajaran Bhabinkamtibmas yang proaktif dalam kerja elaboratif bersama tim intelijen yang terus mendata dan memonitoring semua titik rawan,
“Orang-orang yang berpotensi menjadi menjadi provokator di sebuah tempat sudah kita data dan ada nama-namanya,” pungkas Jacky. ( JIP/MS )





































