TAMBOLAKA, MENARASUMBA.COM – Tidak banyak yang tahu bagaimana aktivitas seorang navigator penerbangan atau dikenal dengan Air Traffic Controller (ATC) yang memikul tugas sangat vital.
Tugas ATC memang cukup krusial karena harus memandu dan memberikan layanan informasi dalam sebuah aktivitas transportasi udara, yang berkaitan langsung dengan keselamatan penumpang dan pilot beserta awak kabin.
Demikian halnya peran ATC yang bertugas di Bandara Lede Kalumbang, Tambolaka, Sumba Barat Daya, NTT.
Plt Kepala Unit Pelayanan Navigasi Penerbangan Bandara Lede Kalumbang, Tambolaka, Hazhuan Norman Dauzad. (Foto Menara Sumba)
Aktivitas ATC yang sehari-hari berkantor di sebuah gedung tinggi ini, sungguh tidak main-main. Harus berkonsentrasi penuh sepanjang saat agar tidak keliru memberi informasi yang ujungnya bisa fatal.
Selasa (18/07/2023) lalu awak media ini menyempatkan diri menyambangi gedung tempat berkantor para ATC Bandara Lede Kalumbang, melongok apa yang dikerjakan di situ.
Beruntung ada lift untuk menaiki lantai atas gedung itu, karena jika tidak bisa dibayangkan napas harus ngos-ngosan menanjak vertikal menuju ke lantai paling atas.
Raut ramah Plt Kepala Unit Pelayanan Navigasi Penerbangan dari Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (LPPNPI) Air Nav Indonesia, Hazhuan Norman Dauzad pun menyambut kedatangan awak media ini.
Lulusan Akademi Teknik Penerbangan Surabaya, tahun 2014 yang mulai bertugas di Bandara Lede Kalumbang sejak pertengahan 2015 ini begitu familiar mengobrol bersama.
Suasana Bandara Lede Kalumbang, Tambolaka terlihat dari atas menara ATC. (Foto Menara Sumba)
“Kami bekerja memberikan pelayanan navigasi penerbangan, berupa informasi terkait traffic atau pergerakan di darat pergerakan taxi, pergerakan take off, kemudian kami juga memberikan informasi terkait pergerakan di udara,” paparnya menjelaskan rutinitas sehari-hari.
Ia menuturkan, pergerakan di udara terkait over flying atau pesawat melintas harus diinformasikan. Apakah di situ ada traffic, atau cuacanya seperti apa.
Tugas ini tidak sebatas menginformasikan pergerakan pesawat semata, namun juga informasi terkait cuaca, khususnya cuaca penerbangan saja.
“Kami mendapat informasi dari teman-teman meteorologi, berupa automatic middle observation, di situ memberikan pengamatan terkait angin, kemudian jarak pandang, informasi tekanan udara, ketinggian awan, temperatur, tekanan suhu udara, terakhir yaitu all thing service atau pencarian pertolongan pertama pada kecelakaan,” urainya.
Hazhuan menyebut, tantangan seorang ATC sangatlah besar, sebab pada saat mengawasi jalannya perjalanan, harus siap mengambil keputusan yang tepat pada situasi-situasi tertentu.
Pose bersama Plt Kepala Unit Pelayanan Navigasi Penerbangan Bandara Lede Kalumbang, Hazhuan Norman Dauzad bersama sejumlah siswa Sekolah Penerbangan PT JAS. (Foto Menara Sumba)
Karenanya, komunikasi dan kerjasama antara sang pilot dan ATC harus berjalan dengan baik, sebab tujuan utamanya adalah mengantarkan semua penumpang pesawat ke tempat tujuan dengan selamat.
“ATC adalah seseorang yang memandu pilot mulai dari memberi aba-aba untuk take off hingga menunjukkan rute perjalanan udara yang harus dipatuhi, yang mana semua itu bertujuan untuk menghindari kecelakaan seperti tabrakan antara pesawat di udara,” sambungnya.
Seorang ATC tidak hanya ditugaskan memandu perjalanan pesawat komersial saja, tetapi sangat diperlukan untuk perjalanan helikopter maupun jenis transportasi udara lain, melakukan pengawasan dengan berkomunikasi melalui sinyal radio dan satelit.
Karena seorang ATC wajib mengawasi dan memantau lalu lintas udara setiap saat, maka tidak heran jika pekerjaan ini dilakukan secara bergantian (shifting).
Kendati demikian, secara pribadi ia merasa nyaman dan tidak jenuh meski berada di lingkungan kerja yang butuh konsentrasi penuh, terkesan menyepi dari keramaian.
“Lingkungan kerja intern saya saat ini sangat nyaman dibanding lokasi lain. Di sini kita bekerja profesional dalam suasana kekeluargaan,” akunya.
Tugas utama seorang ATC adalah menerima pesawat yang akan datang menuju bandara, dan memberikan clearance untuk pesawat tersebut landing dengan aman.
ATC juga melakukan serah terima kontrol pesawat yang telah take off kepada ATC bandara tujuan.
Pria muda asli Surabaya ini mengaku kerasan dengan tugasnya karena suasana kekeluargaan yang terjalin di antara sesama petugas ATC maupun pegawai bandara lainnya.
“Teman-teman di lingkungan bandara juga welcome dengan kami, yang mana 70 persen didominasi oleh perantau, ada orang lokal didominasi oleh anak muda, satu frekuensi,” tutur Hazhuan lebih lanjut.
Pria beranak satu yang pernah menjalani job training di Labuan Bajo, Kupang, dan Surabaya ini mengaku sejak kecil sudah bercita-cita untuk bekerja di belakang meja.
Karena itu, dirinya tabah menjalani masa pendidikan selama tiga tahun di akademi meski untuk itu dunia masa mudanya harus terampas
Ia tidak bisa merasakan masa sekolah seperti anak muda seumuran pada umumnya yang bisa leluasa kuliah, tinggal di kos, dan bisa pegang handphone.
“Di dalam akademi itu saya tidak boleh bawa handphone dan tidak bersentuhan dengan dunia luar. Jadi sedikit masa muda saya terampas karena mengejar cita-cita agar bisa bekerja seperti saat ini,” paparnya lagi.
Ditanya suka duka dalam menjalani tugas saat ini, Norman mengaku lebih banyak suka yang ia rasakan karena meski cuaca di SBD panas namun suasana kekeluargaan yang begitu tinggi membuatnya adem.
“Dukanya karena masa muda dihabiskan untuk menuntut ilmu, kemudian setelah bekerja harus jauh dari keluarga dan sering dihinggapi rasa kangen,” katanya menutup perbincangan. ( JIP/MS )