WEWEWA BARAT, MENARASUMBA.COM – Perwakilan orang tua siswa bersama ketua komite dan Kepala SDN Wowara, Wewewa Barat, SBD akan mempertanyakan perihal raibnya dana PIP di rekening siswa.
Keputusan ini diambil usai pertemuan orang tua siswa penerima dana PIP bersama ketua komite, kepala sekolah dan guru di SD tersebut dengan Kepala Inspektorat Kabupaten SBD, Theofilus Natara ST, Rabu (22/02/2023) lalu.
Theofilus Natara datang langsung ke SDN Wowara untuk mendapat kejelasan tentang pemberitaan media perihal dana PIP yang dipersoalkan orang tua siswa karena adanya kejanggalan data transaksi yang tercetak di buku rekening.
“Jika merasa ada sesuatu yang janggal agar langsung dicek ke bank supaya bisa diminta print out rekening koran dan dilihat jejak transaksinya,” saran Kepala Inspektorat Theofilus Natara.
Menurut Theofilus kemungkinan dana PIP ini sudah ditransfer ke rekening sejak lama namun baru diberitahukan oleh bank ke pihak sekolah sehingga proses pencairan oleh orang tua siswa dianggap terlambat dan uangnya ditarik kembali.
Agar tidak menimbulkan beragam tafsir terkait pernyataan pimpinan bank tentang dana 450 ribu yang dicairkan oleh oknum misterius dan 450 ribu lagi ditarik kembali, harus dicek langsung ke pihak bank.
“Bisa saja perwakilan orang tua bersama ketua komite dan kepala sekolah menanyakan ke Kantor Cabang Pembantu (KCP) BRI Tambolaka, karena di situ adalah kantor pusat untuk SBD jadi pasti bisa memberi penjelasan,” imbuhnya pula.
Sementara itu, Kepala SDN Wowara Sariati Dada Gole, A.Ma menandaskan, pihak sekolah hanya mendapat pemberitahuan melalui pesan SMS dari staf BRI Unit Elopada untuk mengambil buku rekening siswa penerima bantuan PIP.
Berdasarkan informasi yang diterima pada tanggal 8 Februari 2023 tersebut maka saat itu juga pihak sekolah segera mengundang orang tua siswa secara lisan karena mendadaknya pemberitahuan dari bank.
“Mengingat agar pencairannya tidak terlambat kami undang para orang tua siswa untuk datang mengambil buku rekening keesokan harinya sehingga bisa langsung mengecek ke bank,” terang Sariati.
Ia menambahkan, pihak sekolah sama sekali tidak tahu terkait jumlah dana yang masuk di rekening siswa karena buku diserahkan dalam keadaan kosong tanpa keterangan apa pun di kolom transaksi.
Karena itu, saat ada orang tua siswa yang datang mempertanyakan perihal raibnya dana di rekening tersebut dirinya memberi saran agar ditanyakan langsung ke pihak bank.
Hal ini, sebutnya lebih lanjut, bukan berarti pihak sekolah lepas tangan atas kejadian tersebut tetapi benar-benar tidak mengetahui proses transaksi yang sudah dilakukan di bank.
Pada kesempatan itu, Ketua Komite Barnabas Bili Ole yang juga salah satu orang tua siswa penerima bantuan PIP mengaku mengalami hal yang sama.
Ia berkisah, dalam catatan transaksi yang dikeluarkan bank di buku rekening anaknya tertera adanya dana masuk sejumlah 1.350.000 pada tanggal 4 Februari 2023.
Namun di tanggal itu juga terjadi transaksi penarikan di kolom debet sejumlah 900.000 yang masih menyisakan tanda tanya.
Karena itu ia menyambut baik saran Kepala Inspektorat Kabupaten SBD agar menanyakan langsung kejelasan terkait hal itu ke pihak bank.
Sedangkan Asterius Toda Lede orang tua siswa yang melakukan klarifikasi ke BRI Unit Elopada pada 20 Februari 2023 dan memperoleh prin out rekening koran mengaku, baginya masih ada misteri di balik penarikan dana sejumlah 450 ribu yang tanpa diketahui pelakunya.
Ia mengatakan, niat untuk mempertanyakan pemotongan dana dari rekening anaknya itu karena tidak adanya penjelasan yang masuk akal.
“Saya tambah bingung karena penjelasan pimpinan BRI Unit Elopada mengatakan, dari dana 900.000 itu yang 450.000 ditarik kembali sedangkan 450.000 dicairkan oleh oknum yang juga sementara dilacak identitasnya oleh pihak bank,” ujarnya berterusterang.
Apalagi dalam catatan transaksi di buku rekening anaknya itu, penarikan dana 900.000 terjadi pada tanggal 4 Februari 2023 yang adalah hari Sabtu dimana bank tutup.
Karena itu ia pun menyambut baik keputusan bersama dalam pertemuan itu untuk menanyakan kejelasan dan duduk persoalan yang sebenarnya ke pihak bank.
Ia juga menerangkan bahwa tidak terkandung niat apa pun dalam benaknya untuk mencari kesalahan pihak lain dalam persoalan ini.
“Saya hanya ingin mencaritahu kejelasan dari proses transaksi yang sudah terjadi tapi menimbulkan tanda tanya karena di situ ada dana dalam jumlah besar raib begitu saja di rekening siswa,” tandasnya. (JIP/MS)