Wisata/Travel

Pesona Air Terjun Pakoko di Rada Malando yang Bikin Takjub Mata

×

Pesona Air Terjun Pakoko di Rada Malando yang Bikin Takjub Mata

Share this article

KODI BALAGHAR, MENARASUMBA.COM – Bentangan alam nan subur di sepanjang wilayah Kodi Balaghar, Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT menyuguhkan pemandangan surga yang kaya humus.

Berbagai jenis panenan melimpah dihasilkan dari perut bumi yang dilalui sungai besar Pola Pare tersebut.

Penjabat Kepala Desa Rada Malando, Yubertina Ina Kendu, AMd.Kep.. ( Foto Menara Sumba )

Tidak sekedar subur, daerah ini telah populer dengan wisata budaya Pasola, menampilkan kepiawaian Ana Balagharugu Tana melepas lembing dari atas kuda yang sedang melaju.

Salah satu pesona lain dari Bumi Nyale di ujung selatan Tana Marapu ini adalah moleknya panorama wisata yang memanjakan mata.

Teranyar, air terjun Pakoko di Desa Rada Malando yang kini mulai dilirik pecinta wisata alam.

Aset wisata alam yang masih perawan tersebut memperlihatkan betapa banyaknya surga tersembunyi yang belum terjamah.

Ditemani Penjabat Kepala Desa Rada Malando, Yubertina Ina Kendu, AMd.Kep sejumlah awak media ini menyambangi “hidden paradise” nan eksotis itu

Untuk mencapai lokasi air terjun, pengunjung harus menempuh jarak 2 kilometer dari kantor desa setempat.

Sementara akses dari jalan utama yang beraspal di wilayah Desa Kahale menuju kantor Desa Rada Malando berjarak tidak lebih dari 3 kilometer dan masih berwujud perkerasan.

Pesona air terjun Pakoko dengan pemandangan yang begitu memikat untuk dinikmati. ( Foto Menara Sumba )

Otomatis, dari jalan utama yang beraspal menuju lokasi air terjun terpaut jarak hampir 5 kilometer.

Melintas di jalan ini harus berhati-hati, terutama saat hujan karena banyaknya kubangan air berlumpur dan licin.

Pada jarak 1 kilometer sebelum tiba di lokasi air terjun, kita akan menikmati panorama persawahan yang menghampar dengan irigasi air mengalir tidak pernah henti.

Beruntung, sudah ada akses jalan perkerasan yang baru dibangun pemerintah desa sehingga area air terjun itu kini bisa dijangkau dengan kendaraan.

“Baru tahun lalu kami anggarkan untuk pembuatan jalan perkerasan ini,” tutur Pj Kades Yubertina.

Begitu tiba di lokasi, pengunjung akan disuguhi pemandangan kolam air dan kemudian takjub seketika saat benar-benar tiba di bawah cucuran air terjun ini.

Tapi jangan senang dulu, karena untuk menuju titik air terjun yang tercurah di bawah tebing butuh perjuangan ekstra.

Anak tangga sederhana dari semen dan titian kayu darurat yang harus dilintasi pengunjung. ( Foto Menara Sumba )

Pengunjung harus menuruni tebing yang curam dan tegak hampir 90 derajat.

Kaki berpijak pada sejumlah anak tangga semen yang melekat di cadas tebing dan selebihnya batang kayu yang dipaku merapat.

“Anak tangga dari semen dan juga titian kayu ini kami buat seadanya dengan cara swadaya,” jelas Yubertina yang berprofesi asli sebagai perawat.

Sudah barang tentu waspada dan hati-hati agar tidak tergelincir ke bawah, dan upaya ini cukup menguras tenaga.

Perjuangan pun terbayar manakala kaki telah memijak batu tepat di bawah air yang tercurah dari atas bebatuan.

Penat dan lelah serta rasa penasaran juga hilang seketika tatkala serpihan Firdaus ini tersuguh di depan mata.

Walau disebut air terjun, tapi sesungguhnya adalah aliran air yang merayapi tebing batu, tidak tercurah langsung layaknya pancuran.

Butuh Dukungan Infrastruktur

Kini, pemerintah desa setempat sedang menata infrastruktur menuju lokasi tersebut agar pesona alam itu bisa dinikmati publik luas.

Panorama hutan di sekitar air terjun yang menambah kesejukan mata pengunjung. ( Foto Menara Sumba )

“Upaya kami tahun ini membangun gazebo, dan menganggarkan dana untuk petugas keamanan,” papar Pj Kades

Sedangkan upaya lain untuk meningkatkan daya tarik tempat itu adalah penyediaan kolam pemancingan bagi pengunjung.

Untuk langkah awal pemerintah desa sudah menganggarkan dana pengadaan benih ikan lele.

“Secara bertahap kami mulai satu per satu karena sumber dana yang tidak memadai,” timpalnya lagi

Karena itu Yubertina berharap dukungan pembangunan sarana lain dari pemerintah untuk meningkatkan akses mobilisasi dan kenyamanan pengunjung.

“Prioritasnya jalan aspal, listrik, dan sarana telekomunikasi,” pinta penjabat kades

Harapan sang penjabat kades sangat berdasar karena tanpa dukungan sarana itu geliat pariwisata hanya akan jalan di tempat.

Pengunjung butuh kenyamanan dan keamanan saat menikmati pesona wisata ini.

Berkendara di jalan yang bagus beraspal, juga bisa beraktivitas lewat medsos langsung dari area wisata karena dukungan sarana telekomunikasi dan jaringan listrik.

Setidaknya pesona air terjun Pakoko yang begitu memikat bisa menumbuhkan ekonomi warga dari sektor pariwisata.

Jangan sampai pesona air terjun Pakoko cuma jadi surga tersembunyi di belantara tanah Balaghar nan subur. ( Julius Pira )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *