TAMBOLAKA, MENARASUMBA.COM – Setelah belasan tahun tidak lagi beroperasi, kondisi dermaga feri Waikelo di kabupaten SBD kian mengenaskan.
Pantauan media ini, Selasa (21/01/2025) sarana perhubungan yang sempat jadi urat nadi mobilisasi ekonomi warga SBD tersebut seperti onggokan bangkai.

Kondisi tambatan kapal saat berlabuh dengan tiang lampu yang keropos diterjang cuaca laut.. ( Foto Menara Sumba )
Dermaga yang sudah keropos dan hampir hancur dimanfaatkan sebagai tempat memancing warga yang sebagian besar berusia remaja.
Bahkan di gedung terminal penumpang dan area parkir terlihat muda-mudi yang masih berseragam putih abu-abu tanpa sungkan memadu kasih.
“Tiap hari selalu ramai anak sekolah pacaran di sini,” tutur salah seorang warga siang itu.
Saat malam hari, katanya lagi, lokasi terminal penumpang ini jadi tempat paling disukai untuk kegiatan esek-esek bagi mereka yang ingin membakar syahwat.
“Bukan rahasia lagi, setiap malam tempat ini jadi lokasi orang-orang berbuat mesum,” bebernya.
Pengakuan mengejutkan warga ini menambah daftar miris kondisi pelabuhan feri yang pernah jadi kebanggaan warga SBD ini.

Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten SBD, Fransiskus Lamunde, SPt yang ditemui, Selasa (21/01/2025) mengatakan, keberadaan dermaga terus dikomunikasikan ke jenjang atas.
Pihaknya tidak tinggal diam dan selalu membangun komunikasi, baik dengan pemerintah pusat maupun provinsi.
Terakhir pada tahun lalu, kata Fransiskus, pihak Badan Pengelola Transportasi Darat (BPTD) masih memantau kondisi dermaga.
“Saat itu mereka berjanji untuk melakukan pengerukan pada area laut dekat bangunan,” sebut Fransiskus.
Sampai dengan saat ini penanganan aset perhubungan darat tersebut masih jadi kewenangan penuh pemerintah pusat.
Karena itu Pemkab SBD selalu berkomunikasi dan bersurat ke Kementerian Perhubungan melalui Ditjen Perhubungan Darat.

Nampak dari kejauhan gedung terminal dan area parkir dimana siang hari diramaikan muda-mudi memadu kasih dan ketika malam jadi lokasi mesum. ( Foto Menara Sumba )
“Pernah juga pihak kementerian perhubungan meminta agar aset ini dikelola dan jadi hak penuh pemerintah kabupaten,” ungkapnya.
Namun permintaan itu ditampik karena berbagai keterbatasan yang tidak memungkinkan Pemkab SBD mengambil alih kewenangan ini.
“Kita terkendala finansial maupun sarana lain terutama sumber daya manusia yang akan mengelola aset ini,” katanya lagi.
Hingga saat ini pihaknya pantang menyerah dan terus berjuang sampai ada upaya rehabilitasi dermaga feri Waikelo.
Keberadaan dermaga feri yang rusak dan tidak lagi dioperasikan tersebut menjadi catatan khusus Pemkab SBD untuk diperjuangkan perbaikannya.
“Meski sampai dengan saat ini belum terjawab, tapi kami terus berjuang agar sekali kelak dermaga itu kembali beroperasi,” pungkasnya. ( JIP/MS )












