TAMBOLAKA, MENARASUMBA.COM – Kabar mengejutkan terungkap dalam kegiatan Jumat Curhat Kapolres SBD dengan tokoh masyarakat dari berbagai kalangan di Café Nyantai Doeloe, Tambolaka, SBD.
Dalam kegiatan yang digelar Jumat (30/12/20220) tersebut, Kepala Desa Kalena Wano Vinsensius Malo Ngongo berkeluh tentang problem kamtibmas. Salah satunya aktivitas judi di wilayah itu yang sudah sangat meresahkan.
“Sebagai pemerintah di tingkat desa saya melihat akhir-akhir ini keamanan dan ketertiban memang sangat terganggu. Salah satunya judi yang terkoordinir secara berkelompok,” papar Kades Vinsensius.
Lebih lanjut ia menjelaskan, setiap ada hajatan, entah dalam acara kabung kedukaan atau pesta syukuran pasti diselingi dengan kegiatan bermain judi oleh sejumlah orang.
Setiap menghadiri acara duka atau syukuran dirinya selalu memantau dan memberi nasehat. Namun sepertinya apa yang disampaikan selaku pemerintah desa sia-sia belaka.
“Bahkan akhir-akhir ini sesuai yang saya amati, terlihat pula ibu-ibu yang berkelompok bermain judi.
Saya tidak mau tutup-tutupi juga jika di antara ibu-ibu ini ada keluarga saya,” akunya terus terang.
Karena itu, dirinya berharap agar pihak kepolisian bisa membantu memberikan edukasi atau pemahaman kepada warganya di desa itu. Ia mengaku hampir putus asa karena segala upaya pemerintah desa tidak menampakkan hasil.
Berbagai jenis bantuan yang dianggarkan dari dana desa, termasuk BLT (bantuan langsung tunai) tidak berdampak apa-apa pada perubahan ekonomi dan perilaku hidup yang membaik. Malah berbagai masalah sosial kian tumbuh dengan subur.
Tidak saja itu, gangguan kamtibmas kian marak dengan aksi pencurian yang melanda wilayah Kalena Wano. Desa yang saat lalu disematkan predikat kampung tangguh oleh Kapolda NTT Irjen Lotharia Latief itu, kini rawan kamtibmas.
Beberapa waktu terakhir, sebut Kades Vinsensius, ada warga yang melaporkan kehilangan kerbau, kuda, dan babi. Bahkan minggu lalu pihak Paroki St. Arnoldus Janseens Tambolaka kehilangan babi, termasuk milik warga yang berada di depan gereja tersebut.
“Kalau bisa ke depan ada kerja sama antara kepolisian dan pemerintah desa. Mungkin dengan pola ini gangguan kamtibmas bisa diminimalisir,” usul Vinsensius.
Sementara itu, Wakapolres Kompol I Ketut Mastina mengungkapkan hal yang tidak kalah mengejutkan. Mantan Kapolsek Loura ini mengatakan, di Desa Weepangali, Kecamatan Kota Tambolaka masih berlangsung praktek prostitusi terselubung.
Sebelumnya, praktek esek-esek liar ini telah digerebek oleh pihak kepolisian. Namun beberapa waktu terakhir kegiatan ‘ukur badan’ tersebut kembali marak dengan pola terselubung.
Sesuai informasi yang sudah dikantongi pihak kepolisian, modus operandinya tidak beda jauh dengan pola yang dipakai saat lalu. Mucikarinya pura-pura merekrut tenaga wanita yang akan dipekerjakan di Bali.
“Namun setelah itu, para wanita muda ini malah dipekerjakan untuk melayani lelaki hidung belang,” tandas Wakapolres.
Untuk mengelabui petugas, lokasi tempat berlangsungnya kegiatan bakar syahwat ini tidak lagi di rumah sang mucikari. Menggunakan pola mobile dari satu tempat ke tempat lain agar tidak terendus.
Biasanya, lanjut Wakapolres, kos-kosan menjadi sarana ideal yang sering dipilih sebagai tempat untuk menyudahi transaksi esek-esek ini.
Kompol I Ketut Mastina memastikan para pelaku akan digerebek dalam waktu dekat, karena informasi yang dikantongi polisi sudah cukup sebagai dasar untuk melakukan penangkapan.
Wakapolres juga meminta peran aktif semua pihak agar bisa berkolaborasi memberantas penyakit masyarakat ini sehingga tidak semakin banyak menimbulkan berbagai masalah sosial.
“Ini menjadi perhatian untuk kita semua jangan sampai anak-anak kita yang masih usia SMA atau SMP terjerumus karena ingin coba-coba dan merusak generasi bangsa,” imbuhnya. ( TIM/MS )