Hukum

Keberpihakan Pemerintah terhadap Masalah TPPO di SBD Belum Nampak

×

Keberpihakan Pemerintah terhadap Masalah TPPO di SBD Belum Nampak

Share this article

TAMBOLAKA, MENARASUMBA.COM – Keberpihakan pemerintah dalam penanganan masalah Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Kabupaten SBD belum nampak.

Hal ini disampaikan Ketua VIVAT Indonesia, Sr. Genobeba DC Amaral, SSpS kepada media usai penutupan pelatihan bagi kader paralegal dalam pendampingan hukum yang berkaitan dengan isu TPPO, Sabtu (07/10/2023) di Asrama Dsos, Desa Weelonda, Kota Tambolaka.

“Saya melihat pemerintah, kepolisian, dan instansi terkait lain kelihatannya bersahabat dan ketika dibutuhkan hadir mengikuti,” sebut Suster Genobeba.

Pose bersama peserta pelatihan paralegal dan narasumber serta panitia penyelenggara usai pentupan kegiatan tersebut. ( Foto Menara Sumba )

Namun, pihaknya belum yakin dan melihat sejauh mana kehadiran pemerintah dalam berbagai kegiatan yang dijalankan oleh lembaga kemanusiaan bagi dari unsur keagamaan atau unsur lainnya.

Apalagi ada sepuluh rekomendasi yang dihasilkan dalam Workshop Pencegahan dan Penanganan TPPO pada bulan Maret 2023 lalu, yang rencananya hendak diserahkan langsung kepada bupati SBD.

Namun niat tersebut urung dilakukan karena bupati berhalangan saat itu dan baru diserahkan kepada Wakil Bupati SBD, Marthen Christian Taka, SIP pada pembukaan pelatihan paralegal kemarin.

“Kita berpesan agar pemerintah daerah sungguh-sungguh menindaklanjutinya. Kita dengar Pak Wakil Bupati sendiri berjanji dan menyanggupi sehingga kita harap itu bisa dilakukan,” ujarnya.

Kepada sejumlah paralegal yang mengikuti pelatihan tersebut Suster Genobeba berpesan agar mendedikasikan diri dan bekerja dengan hati.

Dari kiri ke kanan, wartawan TVRI NTT Fredy Ladi, Pemred Menara Sumba, Ketua Dewan Pembina PADMA Indonesia Gabriel Goa, Pemred Suara Jarmas, Oktavianus Dapa Talu yang mengikuti kegiatan pelatihan. ( Foto. dok. TVRI NTT )

Kendala finansial sering menjadi penyebab yang cukup mengganjal dalam pelaksanaan tugas pendampingan sebagai paralegal.

Menurutnya, jika sudah mendedikasikan diri sebagai seorang paralegal dan bekerja dengan ikhlas, soal keuangan pasti akan ada solusinya.

“Dalam pelatihan saya sudah ingatkan teman-teman paralegal jangan katakan kami tidak punya uang. Tetap bergerak dulu akan ada jalannya, pasti ada harapan di sana,” katanya lebih lanjut.

Pihaknya juga mengapresiasi peran media dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan selama tiga hari itu, yang sangat antusias diikuti oleh wartawan TVRI, Suara Jarmas, dan Menara Sumba.

“Saya senang bahwa teman-teman media punya semangat dan kepedulian terhadap isu-isu besar ini yang sudah teramat sering dibicarakan tiap hari tapi faktanya masih saja terjadi,” imbuhnya.

Ia menyebut, keberadaan dan semangat media untuk berjuang menyuarakan berbagai persoalan kemanusiaan terkait human trafficking tidak pernah surut meski menghadapi banyak tantangan.

“Kami melihat teman-teman media sudah maksimal memublikasikan serta menyuarakan hak-hak dari saudara-saudara kita yang tidak bersuara dan sangat berpihak pada korban,” pungkasnya. ( JIP/MS )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *