Wisata/Travel

Meski Ramai, Alun-Alun Kota Tambolaka Terlihat Kumuh karena Sampah Pengunjung

×

Meski Ramai, Alun-Alun Kota Tambolaka Terlihat Kumuh karena Sampah Pengunjung

Share this article
Suasana trotoar alun-alun Kota Tambolaka yang mulai dijejali pedagang pada Sabtu (24/02/2024) senja.

TAMBOLAKA, MENARASUMBA.COM – Meski ramai dikunjungi warga, kondisi alun-alun Kota Tambolaka belum menampakkan kemolekannya karena masih kumuh dengan sampah yang berserakan.

Pantuan media ini, Sabtu (24/02/2024) petang suasana satu-satunya area rekreasi kota ini terlihat kurang asri kendati mulai ramai dengan jejeran rombong pedagang kuliner maupun penyedia sarana hiburan.

Tidak kalah membanjirnya pula warga yang mulai berdatangan untuk  bersantai sore menanti datangnya malam Minggu.

Pemandangan sampah pada salah satu area alun-alun Kota Tambolaka yang terekam kamera pada Sabtu ( 24/02/2024). ( Foto Menara Sumba )

“Kami biasa mulai menggelar dagangan sejak pukul empat sore,” ujar Frans Bulu Kii, pedagang kuliner lokal asal Desa Rada Mata, Kota Tambolaka.

Menurut dia, suasana alun-alun kota biasanya lebih ramai dikunjungi warga yang ingin bersantai saat malam Minggu seperti yang terlihat pada senja hari Sabtu itu.

Frans mengaku, karena lebih ramai pengunjung, pendapatannya sedikit naik pada saat malam Minggu.

Frans Bili Kii terlihat sedang sibuk menyiapkan pemanggang untuk membakar jagung muda di lapak jualan miliknya. ( Foto Menara Sumba )

“Pada hari biasa palingan cuma berkisar 300 ribu sampai 400 ribu, jika malam Minggu bisa mencapai 700 ribu sampai 800 ribu,” terangnya lagi.

Ditanya soal sampah yang terlihat berserakan di area alun-alun, ia menjelaskan jika semua itu akibat ulah pengunjung yang membuang sampah sembarangan. 

Selain itu, katanya lebih lanjut, di lokasi alun-alun belum tersedia tempat penampungan sampah layaknya alun-alun kota di tempat lain.

“Karena itu masing-masing pemilik rombong wajib menyediakan kotak sampah untuk menampung limbah jualan,” kata Frans sambil menunjuk sebuah karung plastik putih yang tergantung dekat lapak miliknya.

Hal senada diungkapkan Akbar, pemilik rombong yang menjajakan berbagai jenis jajanan ringan.

Dikatakannya, upaya penanganan limbah, terlebih plastik tidak maksimal karena belum ada kotak sampah yang tersedia di lokasi alun-alun.

Akbar pemilik rombong yang menjajakan berbagai jenis kudapan ringan terlihat mulai menyiapkan dagangannya pada Sabtu sore itu. ( Foto Menara Sumba )

Kendati demikian, setiap pedagang maupun anggota kelompok UMK binaan pemerintah yang beraktivitas di situ diwajibkan untuk menangani sampah masing-masing.

“Namun ada juga yang belum patuh, setelah bubar meninggalkan begitu saja sampah berserakan di tempat usahanya,” tutur Akbar.

Upaya penanganan sampah secara gotong-royong, sebut Akbar, dilakukan setiap hari Minggu yang melibatkan semua pedagang dan anggota UMK.

Pihaknya berharap masalah sampah di alun-alun bisa segera diatasi agar pemandangan kumuh yang saat ini masih tertangkap mata tidak terlihat lagi.

“Mudah-mudahan dalam waktu dekat pemerintah sudah menyediakan kotak sampah sehingga kebersihan alun-alun kota tetap terjaga,” tandasnya.   ( JIP/MS )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *