BIBLE LEARNING Sabtu, 14 Desember 2024 Masa Biasa Pekan Adven II
PW S. Yohanes dari Salib, Imam dan Pujangga Gereja
Sumber Inspirasi: ¤ Sirakh 48:1-4.9-11. ¤ Matius 17:10-13
ANEH BIN AJAIB bahwa manusia zaman kini masih bisa tertawa, masih bisa bergembira ria di tengah penderitaan hidup sesama. Masih adakah kepekaan rohani manusia di zaman ini? Dunia sedang dilanda kejahatan, kecurigaan, ketidakadilan, kebohongan, kemunafikan, korupsi, gratifikasi, nepotisme dan masih banyak lagi kejahatan. Manusia yang hidup dalam kegelapan, belum jugakah ada pembaharuan mencari cahaya? Masih adakah nurani yang tersimpan di dalam diri manusia zaman ini? Manusia zaman modern ini, seakan-akan hidup dalam KETIDAKSADARAN dan KETIDAKPEKAAN ROHANI.
Bacaan Injil hari ini (Matius 17:10-13) Yesus mengecam dan menyatakan secara tegas kepada ahli-ahli Taurat tentang kedatangan nabi Elia. Ketika, murid-murid Yesus bertanya kepada-Nya: “Mengapa ahli-ahli Taurat berkata Elia harus datang dahulu?” (ay. 10). Mendengar pertanyaan murid-murid-Nya, Yesus berkata: “Memang Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu dan Aku berkata kepadamu: Elia, sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka. Demikian juga Anak Manusia akan menderita oleh mereka” (ay. 11-12).
Sebagai seorang nabi, Elia memang harus datang karena ia teguh menjadi trompet, corong menyampaikan kebenaran. Ia tidak ragu mengkritik bobroknya kehidupan sosial zamannya. Ia tidak ragu menyuarakan kebenaran, ia mengingatkan para penguasa bahwa hidup mereka jauh dari perintah Allah. Mereka perlu pertobatan dan perbaikan hidup. Ia selalu membawa kabar, bahwa di dalam Tuhan selalu ada pengharapan. Mereka yang merasa diuntungkan dengan situasi yang sudah nyaman tidak mudah menerima suara kenabian yang dibawa Elia.
Fenomena diberbagai tempat, yang namanya pembaharuan tidak begitu mudah diterima, dimengerti dan dipahami oleh orang. Mereka yang sudah nyaman dengan situasi mereka akan merasa terusik apabila ada orang-orang yang akan membawa pembaharuan. Jika sudah nyaman dengan kebobrokan hidup, maka sudah pasti akan menolak jika ada yang hendak memperbaiki apa yang bobrok. Kebaikan justru akan menjadi musuh terbesar, kebaikan justru akan mengancam diri. Maka, segala daya upaya akan ia kerahkan agar sang pembaharu tidak dapat mengusik hidup mereka yang sudah nyaman.
Demikian juga dengan suara kenabian Yohanes Pembaptis. Ia ditangkap, dipenjara dan mati dengan cara dipenggal kepalanya. Ia berbeda dengan orang-orang zamannya. Dengan perbedaan itu, ia dianggap sebagai ancaman para penguasa. Maka bagi mereka, lebih baik ia ditenggelamkan dan tidak bersuara lagi. Namun, Yohanes Pembaptis meninggalkan warisan yang berharga bagi para pengikutnya, yakni ia menunjukkan Sang Anak Domba kepada mereka semua. “Pada waktu itu mengertilah murid-murid Yesus bahwa Ia berbicara tentang Yohanes Pembaptis” (ay. 13). Dengan begitu, Yohanes Pembaptis membawa harapan keselamatan Allah.
Lalu, bagaimana dengan kita? Bagi kita yang patut kita renungkan adalah apakah kita berani seperti Nabi Elia dan Yohanes Pembaptis, membawa suara kenabian tentang KEBENARAN. Resiko sudah hampir pasti ada, kita harus terima STIGMATISASI sebagai orang aneh, tampil beda dan siap dipinggirkan. Namun demikian, kita harus yakin dan percaya bahwa di dalam nama Yesus selalu ada HARAPAN, KESELAMATAN dan KEBAHARUAN. Dunia lama akan diubah menjadi dunia baru. Hidup kita yang lama kita tinggalkan dan masuk dalam hidup baru di dalam Tuhan. (DT).
Happy WEEKEND
Shalom, Tuhan memberkati. 🛐
@Dami Tiala Umat Lingk. Ratu Kenyo Ev. Gereja Paroki Santo Petrus & Paulus BABADAN Wedomartani, Sleman – Yogyakarta.