TAMBOLAKA, MENARASUMBA.COM – Tidak semua produk dari hasil kemajuan teknologi aman bagi manusia, terlebih untuk kebutuhan konsumsi.
Ada kalanya hasil dari kemajuan teknologi itu juga bisa merusak.
Hal tersebut disampaikan Kasubag Tata Usaha Balai Karantina Kelas I Kupang, Simon Soli, SPt, MP saat memaparkan materi Persyaratan Lalu Lintas Media Pembawa dalam kegiatan Sosialisasi Perkarantinaan, Jumat (15/11/2024) di Aula Ella Hotel, Tambolaka.
Ia mencontohkan, di Australia atau negara-negara barat dengan teknologi yang sudah maju bisa membesarkan ayam atau sapi sehingga kelihatan gemuk sekali.

Pose bersama narasumber dan peserta sosialisasi dengan Penjabat Bupati SBD, Ir Yohanes Oktovianus, MM (kemeja putih barisan depan, keempat dari kiri). ( Foto Menara Sumba )
“Pertanyaannya, sehat tidak untuk kita? Layak tidak untuk kita konsumsi? Dari pertanyaan inilah yang mendasari kami untuk melakukan tindakan karantina,” paparnya..
Dalam hal pergerakan komunitas hewan, ikan, dan tumbuhan, baik yang keluar maupun yang masuk wajib dipastikan apakah sehat atau layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat.
Karena itu barang yang masuk di pelabuhan laut atau bandara harus diperiksa dulu.
“Jadi mohon maaf jika ada teman-teman kami yang memeriksa barang bawaan bapak-ibu, baik di pelabuhan atau bandara karena fungsi karantina tadi,” jelasnya lagi.
Hal ini untuk memastikan bahwa barang atau komoditas daging, telur, ataupun beras yang dibawa layak untuk dikonsumsi oleh manusia.
Harus diketahui bahwa dari produk hewan, produk tumbuhan, ataupun dari ikan, ada zat biologis yang terdapat di dalamnya seperti bakteri atau virus, yang juga bisa menular.
Dokter itu selalu mengatakan bahwa kesehatan itu tergantung dari apa yang dimakan sehat atau tidak, dan pendapat tersebut betul sekali.

Peserta sosialisasi yang berasal dari berbagai instansi terkait. ( Foto Menara Sumba )
“Kewajiban kami juga bukan terhadap sumber daya tadi yang tiga tadi, kami juga melindungi masyarakat yang mengonsumsi pangan tersebut,” imbuhnya.
Poin pentingnya, sebut dia, kewajiban karantina adalah memastikan bahwa produk yang datang itu layak untuk dikonsumsi.
Yang juga tidak kalah jadi perhatian adalah pakan ternak seperti yang juga beredar di SBD.
Jika dilihat ada juga pihak yang mengatakan bahwa penyakit ASF itu konon dicurigai bisa bersumber dari pakan.
Oleh karena itu petugas karantina juga harus memastikan bahwa persyaratan lalu lintas pakan terpenuhi.
“Apakah pakan yang dibawa para pelaku usaha atau masyarakat sehat tidak untuk dikonsumsi oleh hewan peliharaanl. Kami juga harus pastikan itu,” tandasnya. ( JIP/MS )





















