TAMBOLAKA, MENARASUMBA.COM – Aksi protes sejumlah guru dalam seleksi Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) tingkat kabupaten ditanggapi dengan kepala dingin oleh pimpinan Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten SBD.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten SBD, Yohanes Tende, SH menandaskan, hal itu sangat lumrah dan tidak dianggapnya sebagai bentuk protes.
“Ini adalah bentuk ungkapan perasaan atas tidak lolosnya siswa mereka atau adanya siswa yang sudah lolos tapi dialihkan untuk ikut seleksi di tingkat provinsi, dan itu sangat wajar,” jelasnya kepada media ini, Rabu (12/04/2023).
Namun ia menyatakan, seleksi itu masih berjalan secara simultan dan akan dilakukan seleksi tahap akhir pada Jumat (14/04/2023) mendatang.
Seleksi tahap akhir ini berbarengan dengan penjaringan 2 anggota Paskibra untuk tingkat provinsi yang dilakukan pada hari Jumat tersebut oleh tim seleksi dari Kupang.
“Jadi dapat saya katakan bahwa tidak ada kesalahan yang kita lakukan. Semua petunjuk sudah kita ikuti dan seleksi ini ditangani langsung anggota Polres Sumba Barat Daya sebagai pelatih,” ujar Yohanes Tende.
Oleh karena itu, dengan menyitir bahasa rohani, ia mengharapkan agar para pimpinan sekolah, guru, serta siswa yang lolos maupun tidak lolos untuk memahami hal ini sebagai sebuah paskah.
Menurut dia, jumlah kuota anggota Paskibra tingkat kabupaten hanya 70 orang dan jatah untuk anggota Paskibra tingkat provinsi pun cuma 2 orang.
Namun ia juga berharap bisa melakukan negiosiasi dengan tim seleksi dari provinsi agar jumlah kuota untuk kabupaten SBD dapat ditambah sehingga bisa lebih dari 2 orang.
Baginya, keberatan yang disampaikan oleh para guru tersebut merupakan uneg-uneg yang bermanfaat untuk melakukan pembaruan kinerja agar lebih produktif.
“Besok kami akan gelar rapat dengan para pelatih dari Polres SBD untuk bisa menentukan seperti apa sikap selanjutnya atas reaksi para guru dalam bentuk ungkapan perasaan hati mereka,” imbuhnya.
Karena itu ia meminta agar semua pihak terkait dapat bersabar menanti hasil putusan yang nanti akan disepakati.
Jika ada kesepakatan untuk menerima apa yang sudah dilakukan pada hari itu dimana ada 70 siswa yang sah jadi anggota Paskibra tingkat kabupaten dan 10 lainnya ikut seleksi tingkat provinsi maka sangat disyukuri.
Tapi jika memang ada peluang untuk dilakukan seleksi ulang, harus dilihat juga dari sisi anggaran yang tidak memungkinkan.
“Oleh sebab itu saya berharap para guru tolong memahami kami. Jangan juga memaksakan keinginan agar anak yang bersangkutan harus diterima, karena semua sangat tergantung atas hasil penilaian pelatih,” tukasnya. ( TIM/MS )