TAMBOLAKA, MENARASUMBA.COM – Menyikapi pelaksanaan seleksi anggota Paskibra di Kabupaten SBD yang dianggap tidak mencerminkan rasa keadilan, seluruh SMK peserta seleksi sepakat untuk menarik diri dari kegiatan tersebut.
Pernyataan ini diungkapkan Kepala SMK Pancasila Tambolaka, Aleks Rangga Pija, SH, MPd yang mewakili suara para kepala sekolah tersebut kepada media ini, Kamis (13/04/2023) di Tambolaka.
Kepala SMK Pancasila Tambolaka, Aleks Rangga Pija, SH, MPd
“Kami sudah melakukan koordinasi lintas pimpinan SMK yang ada di kabupaten SBD dan bersepakat untuk menarik diri dari seleksi yang dilakukan Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten SBD,” tutur Aleks.
Dikatakannya, untuk menindaklanjuti kesepakatan itu, akan dilakukan rapat bersama seluruh pimpinan SMK yang akan digelar pada Jumat (14/04/2023) besok.
Ia menyebut, selain tidak memenuhi rasa keadilan, standar yang digunakan dalam seleksi ini tidak berpatokan pada kriteria syarat sebenarnya karena ditengarai lebih mengedepankan unsur kedekatan.
Padahal, semestinya seluruh sekolah diberi ruang yang sama untuk terlibat dalam momen perayaan ulang tahun kemerdekaan RI yang sarat makna kebersamaan dan persatuan.
“Perlu dicatat juga bahwa siswa yang dikirim adalah yang terbaik karena telah melalui tahap seleksi di sekolahnya masing-masing sesuai syarat yang ditentukan, baik fisik maupun kemampuan baris berbaris,” tukasnya.
Ia menyayangkan ada sekolah yang semua siswanya gugur dan terpaksa batal untuk terlibat padahal sudah korban waktu, tenaga, serta biaya untuk membina siswa di sekolah masing-masing.
Sementara ada sekolah yang mendominasi keanggotaan Paskibra dengan jumlah siswa lebih dari 20 orang yang belum tentu memenuhi standar kualifikasi.
Syarat baku yang normatif pun, kata dia, tidak sulit amat karena yang dibutuhkan hanya tinggi badan dan kondisi fisik, serta kemampuan baris berbaris yang juga akan dilatih lagi selama sekian bulan agar lebih mahir.
“Apakah mereka yang direkrut saat ini tidak akan dilatih lagi selama berbulan-bulan atau langsung siap pakai? Kasihan anak-anak lain yang sudah siapkan diri, jangan dibuat patah semangatnya dengan cara ini,” ucapnya prihatin.
Peringatan HUT kemerdekaan bangsa, katanya lebih lanjut, seharusnya dirayakan dengan penuh sukacita oleh seluruh warga negara yang ada di kabupaten SBD.
Dalam konteks ini, hal tersebut mestinya tercermin dalam proses rekrutmen anggota Paskibra yang juga melibatkan seluruh sekolah lanjutan atas di Sumba Barat Daya untuk menunjukkan suasana kemajemukan dan persatuan.
Suasana euforia kemerdekaan mesti dimaknai dengan rasa kebersamaan sebagai anak bangsa yang terhimpun dari berbagai latar belakang perbedaan untuk turut terlibat memeriahkan perayaan ulang tahun kemerdekaan negeri ini.
Seleksi yang menurutnya telah diintervensi oleh pimpinan Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten SBD tersebut menunjukkan sikap primordialisme tidak terpuji.
“Saya mau tanya Pak John Tende sebagai pimpinan dinas yang selenggarakan seleksi ini, memangnya di Paskibra itu kompetensi apa yang ia gunakan?” tanya Aleks.
Pihaknya menduga ada sistem kapling yang dilatarbelakangi oleh titipan sponsor karena unsur hubungan kedekatan dengan pimpinan Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten SBD.
Pihaknya mengagendakan dalam pertemuan besok untuk mengeluarkan semacam petisi yang tembusannya akan disampaikan ke pemerintah provinsi.
“Harusnya yang ada di pikiran kita adalah bagaimana mendamaikan SBD ini supaya suasananya tetap kondusif. Momen ini menjadi saat yang tepat untuk mendamaikan orang, bukan mengkultuskan salah satu pihak,” tandasnya. ( JIP/MS )