humanities

Kobarkan Pengharapan kepada Saudara yang Sakit

×

Kobarkan Pengharapan kepada Saudara yang Sakit

Share this article

SMS Rohani, Minggu Pekan Biasa VI. Minggu, 16 Februari 2025 6:20

Romo Antonius Saptana Hadi, Pr

6:20 Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata, ”Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang punya Kerajaan Allah. 6:21Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa. (Lukas 6:17.20-26).

Belajar tentang Hari Orang Sakit Sedunia ke-33

Minggu ini kita rayakan Hari Orang Sakit Sedunia yang ke-33 dalam Tahun Yubileum 2025. Sedianya dirayakan setiap tanggal 11 Februari. Kita diundang untuk menjadi “peziarah pengharapan.” Dalam peziarahan ini, Sabda Allah menyertai kita melalui pesan yang membesarkan hati dari St. Paulus: “Pengharapan tidak mengecewakan” (Rm 5:5), karena pengharapan itu menguatkan kita di saat-saat pencobaan.

Gereja menaruh perhatian kepada umat yang sakit dengan mendoakan dan memberikan sakramen pengurapan orang sakit. Kita diajak merefleksikan pengalaman sakit dalam rahmat Tuhan. Paus Fransiskus mengajak kita menjumpai saudara kita yang sakit. Dalam perjumpaan itu, kita merengkuh mereka dalam segala daya upaya sembuh, keprihatinan dan pengharapan, kebingungan dan kecemasan. Saat-saat bersama mereka, kita menghadirkan Allah yang mengasihi dan memberikan pengharapan serta menyatakan bahwa hidup ini adalah anugerah indah, maka siap dibagikan.

Secara khusus kita juga berdoa bagi para medis, para dokter, perawat, dan keluarga pasien yang merawat pasien dengan keramahan cinta dan menghadirkan senyum pengharapan. Semoga mereka tetap menghadirkan cinta yang melayani dan menyembuhkan. Marilah kita bawa saudara kita yang sakit kepada kuasa dan kerahiman Tuhan. Yesus, Sang Penyembuh Agung, kasihanilah kami.

Selamat hari Minggu. Mari ajak semua anggota keluarga ke Gereja memohon berkat dan sambut tubuh-Nya. “Ya Tuhan saya tidak pantas Tuhan datang pada saya, tetapi berkatalah saja maka saya akan sembuh.” Inilah doa kita. Dalam ketidakpantasan dan ketidakberdayaan kita tetap mohon kesembuhan badan dan jiwa.

Kita umat pilihan Tuhan dan berziarah bersama sesama dan Tuhan. Dalam terang Roh Kudus, kita cermat berdiskresi dan matang membuat keputusan dan setia menjalani hidup dalam terang jalan-Nya. Kita syukuri kehidupan ini. Mari berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia (1 Korintus 15:58). Berkat Tuhan terbaik untuk kita.

(Rm. ASH., Pr. Gereja Paroki Santo Petrus & Paulus BABADAN Wedomartani, Sleman – DIY).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *