humanities

Menyambut Kehadiran Tuhan dengan Bahagia dan Suka Cita

×

Menyambut Kehadiran Tuhan dengan Bahagia dan Suka Cita

Share this article

BIBLE LEARNING Minggu Pekan Biasa IV, 02 Januari 2025

Pesta Yesus Dipersembahkan di Bait Allah

Sumber Inspirasi: ¤ Maleakhi 3:1-4¤ Ibrani 2:14-18¤ Lukas 2:22-40

HARI ini Gereja Semesta merayakan pesta “Yesus Dipersembahkan di Bait Allah.” Bagi Yusuf dan Maria, peristiwa membawa bayi Yesus ke Bait Allah merupakan sebuah ungkapan kesalehan iman mereka untuk memenuhi hukum Taurat. Meski Yesus Putra Allah dan Tuhan, namun Ia adalah manusia yang mengikuti apa yang lazim bagi orang Yahudi ketika itu.

Kitab Ibrani dalam bacaan II (Ibrani 2:14-18) menyatakan dengan tegas, bahwa: “Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnakan dia, yaitu Iblis yang berkuasa atas maut” (ay. 14). Kita sering membayangkan, Yesus sebagai Putra Allah dan Tuhan yang jauh dari kita. Hal itu benar. Namun, kita juga sering lupa bahwa Yesus adalah manusia, saudara dan sahabat kita yang punya darah daging seperti kita. Bila kita merasa jauh dari Yesus, bisa jadi karena kita terlalu berat sebelah menghayati iman kita akan Yesus Kristus.

Dalam bacaan Injil (Lukas 2:22-40) menceriterakan, bahwa “Yesus disunat dan diserahkan kepada Tuhan” di Bait Allah. Bayi Yesus tak lebih dari pasangan suami istri: Yusuf dan Maria yang sederhana. “Dan ketika genap waktu pentahiran menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan” (ay. 22). Dalam kesederhanaan mereka, tak mengurangi hakekat-Nya sebagai Putra Allah dan Tuhan yang menjadi manusia. Yesus mengambil wujud sederhana agar menyatuhkan diri dengan manusia yang diselamatkan oleh-Nya.

Kehadiran bayi Yesus di Bait Allah, bahagia dan sukacita Simeon. “Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya” (ay. 25). Di Bait Allah ada pula Hana, seorang nabi perempuan yang sudah lanjut usia. Ia seorang janda yang selalu hidup di Bait Allah. Siang dan malam ia beribadah, puasa dan berdoa. Diceriterakan dalam Injil, “Ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menatikan kelepasan untuk Yerusalem” (ay. 38). Baik Simeon maupun Hana adalah orang-orang Israel yang dengan setia menantikan penyelamatan Allah. Mereka bahagia dan sukacita, karena melihat Yesus Putra Allah dan Tuhan hadir dalam rupa manusia di Bait Allah.

Lalu, bagaimana dengan kita? Bagi kita, hendaknya pula bahagia dan sukacita dengan kehadiran Yesus dalam hidup kita setiap saat, sama seperti Simeon dan Hana yang menantikan Yesus dengan bahagia dan sukacita di Bait Allah. Kita harus memandang Yesus sebagai saudara dan sahabat kita. Memang benar, Yesus Putra Allah dan Tuhan, tetapi ingatlah bahwa Yesus tidak jauh dari kita. Yesus menjadi saudara dan sahabat kita yang membawa keselamatan. Dengan begitu, hendaknya kita memberi ruang bagi Tuhan untuk mewujudkan rencana keselamatan-Nya. (DT).

Have a GREAT SUNDAY

@Dami Tiala Umat Lingk. Ratu Kenyo Ev. Gereja Paroki Santo Petrus & Paulus BABADAN Wedomartani, Sleman – Yogyakarta.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *