Uncategorized

Titip Rindu untuk Pemimpin SBD 2024

×

Titip Rindu untuk Pemimpin SBD 2024

Share this article
Frans Lamunde, S.Pt

TAMBOLAKA, MENARASUMBA.COM – Bulan November mendatang, pemilihan kepala daerah (pilkada) secara serentak, termasuk di Kabupaten Sumba Barat Daya akan digelar.

Tidak bisa dipungkiri saat ini, di berbagai ruang perbincangan publik, baik diskusi bale-bale, media sosial, maupun  obrolan warung kopi ramai dibicarakan figur bakal calon kepala/wakil kepala daerah. 

Hal demikian amat wajar bahkan sangat urgen dibedah oleh publik, karena di tangan bupati terpilih 2024 kelak nasib daerah dan warga kabupaten ini akan ditentukan.

Para bakal kandidat ini wajib hukumnya mengetahui berbagai persoalan yang kini dihadapi, bahkan bisa mengestimasi persoalan yang nantinya dihadapi.

Karena itu, publik mesti tahu dengan seksama apa ide gagasan yang ada di benak para kandidat sebagai modal mengatasi berbagai persoalan yang tidak enteng ini.

Dengan demikian, kelak dapat diwujudnyatakan secara konkrit pada tatanan pelaksanaannya ketika sudah memangku .

Sejumlah persoalan berat menanti untuk diselesaikan dan tidak dibiarkan berlarut menggerogoti kehidupan warga Loda Wee Maringi Pada Wee Malala.

Secara sederhana persoalan berat dapat diinventarisir sebagai berikut :

  1. Kemiskinan.
  2. Kesehatan masyarakat.
  3. Menurunkan angka stunting.
  4. Persoalan inflasi dan kegiatan budaya konsumtif yang menggerogoti daya beli masyarakat.
  5. Tekanan ekonomi akibat rendahnya pendapatan masyarakat.
  6. Rendahnya investasi yang diharap bisa menyerap tenaga kerja signifikan.
  7. Bupati yang harus bisa mengakselerasi terwujudnya pusat ekonomi baru.
  8. Akselerasi berbagai program kegiatan untuk menemukan dan menghadirkan investasi bagi daerah.
  9. Terpilihnya bupati yang tidak tersandera kepentingan pribadi dan maupun kelompok.

Dari catatan persoalan mendasar di atas, maka sangat diharapkan proses rekrutmen bakal calon kepala daerah oleh partai politik wajib hukumnya mempertimbangkan aspek pengalaman, integritas , dan kemampuan figur bersangkutan.

Masyarakat pemilih pun tidak boleh tersandera oleh tampilan luar (cassing) figur tanpa mempertimbangkan nilai dan kapabilitas.

Kriteria minimalis yang perlu dilihat, bagaimana bupati terpilih menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut di atas, dan menjaga kontinuitas program pembangunan yang telah dilakukan oleh bupati terdahulu.

Karena itu bupati yang kita butuhkan adalah :

  1. Yang dapat mengerti kebutuhan daerah dan menyelesaikan persoalan-persoalan di atas tersebut.
  2. Membuat dan mewujudkan kebijakan, program, kegiatan yang dapat menurunkan angka kemiskinan.
  3. Membuat program dan kegiatan yang sungguh-sungguh menyentuh kebutuhan masyarakat miskin.

Karena kita tidak butuh bupati yang hanya pandai beretorika namun tidak bisa berbuat apa-apa ketika kuasa yang diberikan rakyat sudah di dalam genggamannya.  ( Fransiskus Lamunde, S.Pt )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *