WEWEWA BARAT, MENARASUMBA.COM – Meski sudah 78 tahun Indonesia merdeka, layanan kebutuhan dasar masyarakat oleh pemerintah masih banyak yang timpang.
Kali ini, terungkap nasib miris warga Kampung Loko Duni, Desa Pero, Kecamatan Wewewa Barat yang untuk penerangan malam hari masih bergantung pada lampu minyak tanah.
Padahal akses jalan menuju kampung ini sudah diaspal dan jaraknya tinggal beberapa meter dari tiang listrik yang berjejer pada pinggir jalan di dusun tak jauh dari jalur jalan negara Waimangura-Kahale.
Margareta Bela Kamba (ujung kiri) bersama anaknya Dominikus Ama Kii (kanan) saat diwawancarai awak media di rumahnya beberapa waktu lalu. ( Foto Menara Sumba )
“Sejak kecil hingga usia tua seperti ini untuk penerangan saat malam hari kami hanya bergantung pada nyala lampu pelita,” ungkap Margareta Bela Kamba salah satu warga kampung.
Ditemui beberapa waktu lalu di rumah panggung kecil beratap seng ini, janda paruh baya tersebut tinggal ditemani anak lelaki dan isteri bersama dua orang anaknya, cucu Margareta.
Ia sudah kehabisan cara meminta fasilitas penerangan, baik yang sudah disuarakan berulang kali kepada pemerintah desa, maupun pihak lain seperti para wakil rakyat saat kunjungan reses.
Mantan Kepala Desa Kalembu Weri, Yosep Lede Mere harus berjalan kaki menempuh jarak agak jauh hanya untuk mengecas handphone miliknya. ( Foto. Menara Sumba )
Dirinya mengaku pasrah manakala harapannya tidak pernah ditanggapi, karena dari tahun ke tahun yang ada hanya penantian kosong tanpa kenyataan.
Hal senada dikatakan Dairo Talu, salah seorang penghuni kampung lain yang juga masih tinggal dalam gulita malam tanpa penerangan listrik.
Namun ia lebih beruntung, karena masih punya sekeping solar cell kecil yang mampu mengkorversi sinar matahari menjadi arus listrik dan sesekali bisa menikmati cahaya dari sebuah bola lampu.
“Tapi kami tetap andalkan lampu minyak tanah karena penggunaan kaca surya kecil ini juga terbatas sekali, apalagi saat musim hujan otomatis tidak bisa dipakai,” akunya terus terang.
Dairo Talu bersama keluarganya yang juga masih menggunakan lampu minyak tanah untuk penerangan di malam hari. ( Foto. Menara Sumba )
Untuk keperluan mengisi daya baterai handphone, warga di kampung itu terpaksa harus menitip di rumah keluarga yang sudah teraliri listrik dan kebanyakan berada jauh di pinggir jalan negara.
Seperti yang dialami Yosep Lede Mere, mantan Kepala Desa Kalembu Weri yang tinggal tidak jauh dari kampung Loko Duni.
Siang itu awak media ini mendapati Yosep sedang menuju rumah adiknya yang tinggal di sebuah kampung lain dan sudah teraliri listrik hanya untuk mengecas handphone miliknya.
“Sedih juga karena di era serba maju seperti ini kami masih kesulitan dan harus berjalan kaki hanya untuk bisa cas hp,” ujarnya.
Ia berharap pemerintah bisa memperhatikan kebutuhan warga di kampung itu yang masih belum tersentuh layanan listrik.
Padahal jaringan listrik sudah masuk ke wilayah itu namun belum ada upaya apa pun yang dilakukan pemerintah agar rumah warga dapat teraliri listrik.
“Kami sangat berharap pemerintah bisa terketuk hati untuk segera melakukan penyambungan listrik ke rumah warga di kampung Loko Duni,” pinta Yosep. ( JIP/MS )