Iklim

Warga Diimbau Tidak Termakan Hoaks Adanya Badai di Wilayah NTT

×

Warga Diimbau Tidak Termakan Hoaks Adanya Badai di Wilayah NTT

Share this article
Kepala Stasiun Meteorologi Umbu Mehang Kunda, Carles A. Tari. ( Foto Istimewa )

WAINGAPU, MENARASUMBA.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat agar tidak khawatir dan termakan isu hoaks adanya badai yang akan melanda wilayah NTT.

Imbauan ini disampaikan Kepala Stasiun Meteorologi Umbu Mehang Kunda, Carles A. Tari kepada media ini, Selasa (12/03/2024).

“Kondisi cuaca di wilayah Pulau Sumba untuk beberapa hari ke depan, potensi terjadinya hujan sedang hingga lebat bahkan sampai ekstrem disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat diperkirakan masih akan terjadi hingga 13 Maret 2024 mendatang,” jelasnya.

Hal ini dapat terjadi karena adanya pembentukan pola tekanan rendah di sekitar Australia bagian utara.

Tekanan rendah ini membentuk daerah pertemuan serta belokan angin di wilayah Selatan NTT.

“Kondisi tersebut memicu terjadinya peningkatan intensitas curah hujan dan angin kencang di wilayah NTT khususnya wilayah Pulau Sumba,” imbuhnya.

Pola tekanan rendah ini, lanjut Carles, diprediksi akan bergerak ke arah tenggara memasuki daratan Australia dan berpeluang rendah untuk menjadi bibit siklon.

Kondisi cuaca yang terjadi belakangan hari ini juga dipicu oleh aktifnya Gelombang Equatorial Rossby, Gelombang Kelvin, dan Fenomena Madden Julian Oscillation (MJO).

Aktifnya beberapa fenomena meteorologis tersebut juga masih akan menyebabkan beberapa wilayah di NTT, khususnya Pulau Sumba berpotensi terjadi hujan sedang hingga lebat, bahkan sampai ekstrem yang disertai petir dan angin kencang.

Adanya bibit siklon tropis 91S di Samudra Hindia pun ikut andil dalam memengaruhi kondisi cuaca di Pulau Sumba.

Bibit siklon tropis 91S yang terpantau berada di sebelah barat daya Lampung memiliki kecepatan angin maksimum 25 knot dan tekanan udara 1001 hPa.

“Bibit siklon ini terdeteksi bergerak ke arah tenggara dengan potensi untuk menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan berada dalam kategori sedang,” sebut Carles.

Dikatakannya, BMKG mendeteksi adanya daerah pertemuan angin atau konfluensi serta daerah konvergensi yang memanjang di perairan selatan Jawa hingga ke NTT.

Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar bibit siklon tropis dan akan berkontribusi terhadap cuaca ekstrem yang akan terjadi jika tekanan rendah di Australia bagian utara masih ada.

Warga diimbau untuk selalu update info cuaca hanya dari BMKG dan tetap waspada akan potensi terjadinya cuaca ekstrem yang dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti pohon tumbang, banjir bandang, hingga tanah longsor.

“Untuk warga yang ada di daerah yang memiliki potensi terjadinya longsor dan banjir bandang agar tetap waspada saat terjadi hujan dengan durasi yang panjang,” tandasnya.  ( ATM/MS )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *