TAMBOLAKA, MENARASUMBA.COM – Niat Gubernur NTT, Victor Bungtilu Laiskodat yang hendak kembali ke kursi parlemen di pusat memperlihatkan karakternya sebagai pemimpin berani.
Hal ini dikatakan Bupati Nagekeo, dr. Johanes Don Bisco Do, M.Kes di sela Raker Bupati/Wali Kota se NTT, Selasa (20/12/2022) di Desa Hameli Ate, Kodi Utara, SBD.
“Ketika beliau omong dalam beberapa minggu terakhir tentang mau ke Jakarta, saya kira heboh juga. Bagi mereka yang selama ini sudah jengkel pasti bilang lu pulang, karena sudah rasa do’o (bosan),” ungkap Bupati Don Bosco.
Namun bagi dirinya, ia melihat keputusan itu adalah sesuatu yang baru dari seorang Victor Laiskodat dan belum pernah dilakukan pemimpin lain. Selama ini para pemimpin sebelumnya tidak ada yang berani pulang.
Menurut dia lagi, Victor Laiskodat memiliki modal cukup dan lengkap, terlebih finansial yang mumpuni. Dukungan modal ini turut menopang keberaniannya untuk tinggalkan kursi yang sudah susah payah diperjuangkan.
“Dia punya modal untuk berani, kalau kita pikir-pikir dulu. Modal dia cukup dengan segudang pengalaman, berpendidikan doktor, dan doi (uang) banyak. Coba kita, mau omong banyak takut orang kasih turun,” ujarnya.
Yang pasti, sebut dokter alumnus Universitas Gajah Mada Yogyakarta ini, belum pernah ada pemimpin dengan tipe seberani Victor Laiskodat. Persoalannya, tidak ada yang mau kehilangan kursi.
“Kalau seperti kami ini, begitu orang kasih turun langsung miskin memang,” tambahnya dengan nada kelakar dan gelak tawa.
Lebih lanjut dikatakannya, capaian dan ciri khas seorang Victor Laiskodat selama memimpin NTT adalah sistem berpikir yang out of the boks. Ini terlihat ketika ia berada di tengah masyarakat dan apa yang dibicarakannya.
Bupati Johanes Do menandaskan, jika ada pemimpin lain yang berkarakter demikian hanya sebatas dalam pikiran, tidak punya keberanian untuk mempraktekkannya karena dikerangkeng rasa takut kehilangan kursi.
Keputusan Laiskodat ini, tambahnya pula, menyebabkan kondisi pause jelang pilkada 2024. Hal ini memberi ruang berpikir bagi rakyat NTT, jika memilih pemimpin berikutnya tidak lagi kembali ke cara lama.
“Ada hal positif dari niat Pak Gubernur kembali ke Jakarta. Selain misi untuk berjuang melalui jalur pusat, ia meninggalkan legacy sebagai pemimpin yang tidak takut kehilangan kursi,” pungkasnya. ( JIP/MS )