Ekonomi

Harga Beras Tidak Kunjung Stabil OPM untuk ASN pun Dikerubuti Warga

×

Harga Beras Tidak Kunjung Stabil OPM untuk ASN pun Dikerubuti Warga

Share this article

TAMBOLAKA, MENARASUMBA.COM – Belum stabilnya harga beras di pasaran membuat OPM (Operasi Pasar Murah) yang digawangi Bagian Ekonomi dan Sumber Daya Alam Setda Kabupaten SBD selalu dikerubuti warga.

Antusias ini terlihat pula pada OPM untuk ASN di lingkup Pemda SBD yang digelar pada Kamis (09/03/2023) di halaman kantor bupati setempat.

Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kabupaten SBD, Christofel Horo SH (ujung kiri) bersama Kepala Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam, Misnawati L. Sapan, S.Sos (ujung kanan) saat memantau OPM di halaman kantor bupati setempat, Kamis (09/03/2023). (dok. Menara Sumba)

Dalam tempo sekejap, distribusi 5 ton beras yang dipantau langsung Asisten I Bidang Pemerintahan dan     Kesejahteraan Rakyat Setda Kabupaten SBD, Christofel Horo SH ini habis diserbu warga.

Bahkan ada yang terpaksa pulang kosong dan sejumlah ASN harus rela tidak kebagian jatah saat itu karena habisnya stok yang disediakan.

Kepada media ini Asisten I Christofel Horo menjelaskan, OPM yang sudah digelar di setiap wilayah kecamatan ini merupakan hasil mufakat antara Pemda dan DPRD SBD untuk mempermudah warga memperoleh bahan pangan.

“Sebelum itu masyarakat mengambil langsung di gudang  Bulog dan kemudian lahir pikiran-pikiran konstruktif dan korektif dari para wakil rakyat di DPRD untuk mencari upaya mekanisme yang lebih strategis lagi,” ujar Christofel.

Pertimbangan itu antara lain menyangkut biaya transportasi yang harus ditanggung masyarakat ketika harus mengambilnya langsung di gudang Bulog.   

Demikian halnya jika melalui RPK (Rumah Pangan Kita) yang menjadi mitra Bulog, terdapat selisih harga karena ada tambahan biaya angkut. Sedangkan dalam operasi pasar murah, hanya ditebus dengan harga 9.000 per kilogram.

Dalam rapat dengan DPRD, sebut Christofel lebih lanjut, untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat diputuskan agar OPM dilakukan pada setiap kecamatan.

Dari aspek distribusi pun dapat terukur dan tepat sasaran, sehingga kesetaraan dalam pelayanan menjadi sesuatu yang diharapkan bersama dapat mengurai kebutuhan pangan warga.

“Hari ini kan semestinya operasi pasar untuk ASN, tapi fakta di lapangan dikerubuti masyarakat. Tapi tetap difasilitasi sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan yang ada,” tambahnya.

Sambil menunggu musim panen tiba, dalam siklus dua bulan berjalan ini operasinya diharapkan betul-betul strategis menjangkau semua pelosok karena dialokasikan per kecamatan.

“Sesuai permintaan anggota dewan untuk sementara jangan pakai mitra Bulog dulu dan operasinya di setiap kecamatan sambil melihat perkembangan produktivitas masyarakat,” sebut Christofel.

Secara terpisah, Kepala Bagian Ekonomi dan Sumber Daya Alam Setda Kabupaten SBD, Misnawati L. Sapan, S.Sos menambahkan, sebelum itu program OPM sudah menjadi agenda rutin setiap bulan.

Tidak saja beras, OPM ini juga menyediakan gula, terigu, minyak goreng, dan berbagai kebutuhan pokok lain, Sejumlah pihak pun dilibatkan seperti petani yang menyediakan stok sayur dan holtikultura, serta UMKM.

Foto bersama Tim Operasi Pasar Murah usai menggelar kegiatan tersebut di halaman kantor bupati SBD. (dok. Menara Sumba)

Pihaknya mengaku, harga beras yang belum stabil berdampak pada antusias warga terhadap OPM demikian tinggi meski hanya dijatah 10 kilogram untuk satu kepala keluarga.  

Pada hari itu, tahap pertama dibuka untuk melayani 200 peminat dan ketika sampai pada giliran ke 400 untuk ASN pihaknya terpaksa membuka lagi 100 jatah untuk masyarakat umum.

“Kalau operasi terbuka seperti ini agak repot karena tidak bisa diprediksi. Lain halnya jika langsung di desa dimana datanya sudah dikantongi pemerintah setempat dan kami tinggal mendistribusikan saja,”  tandas Misnawati. (JIP/MS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *