TAMBOLAKA, MENARASUMBA.COM – BBM jenis pertalite kini sulit didapatkan di SPBU yang beroperasi dalam wilayah Kota Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya.
Salah satu penyebabnya adalah aksi pengecer yang mengerubuti SPBU untuk mendapatkan BBM bersubsidi tersebut.
Pantauan media ini selama beberapa hari terakhir menumpuk kendaraan roda dua yang didominasi merk Suzuki Thunder dengan kapasitas tangki besar maupun sepeda motor besar dari merk lain.
Tidak ketinggalan, jejeran pick up yang berbaris panjang dari kintal SPBU hingga memasuki sebuah gang jalan di kawasan Taworara, Kota Tambolaka pada Jumat (17/03/2023) lalu.
Dalam waktu sekejap jatah BBM bersubsidi jenis pertalite habis terisi ke tangki kendaraan para konsumen dimana sebagian besar adalah pengecer bensin yang meraup untung dari jualan BBM subsidi.
“Daripada pusing dan habis waktu menunggu berjam-jam dalam kerumunan manusia yang memang sengaja bikin sulit kita, lebih baik isi pertamax saja,” sungut Agus salah satu ASN yang membatalkan niat untuk antre siang itu.
Wajahnya terlihat kesal karena sebelumnya sempat mencoba ikut antre BBM pertalite yang lebih murah agar menghemat biaya, namun waktunya untuk menuntaskan tugas tidak bisa diajak kompromi.
Hal yang sama dialami sejumlah konsumen dengan pakaian rapih, termasuk beberapa ibu berpakaian dinas yang terpaksa membatalkan niat antre pertalite sesudah melihat banyaknya manusia yang berdesakan.
“Kalau begini terus maka yang jelas BBM subsidi ini salah sasaran dan tidak sesuai peruntukan karena jatuh ke tangan pedagang eceran yang jelas-jelas melanggar hukum,” ujar salah seorang ibu berpakaian necis.
Ia menyesalkan sikap pemerintah yang tidak tegas menerapkan aturan, padahal ada payung hukumnya dan perbuatan menimbun BBM subsidi adalah tindakan melawan hukum.
Hingga beberapa hari kemudian kondisi tidak kunjung membaik, malah semakin sulit saja mendapatkan pertalite di SPBU.
Bahkan terlihat, pada Selasa (21/03/2023) takaran bensin dalam botol yang dipajang pada lapak pengecer di pinggiran jalan sudah mulai dikurangi.
Tidak saja BBM jenis pertalite, namun BBM non subsidi jenis pertamax juga mulai sulit diperoleh karena sebelum waktu beranjak siang stoknya pun sudah habis.
Secara terpisah Pengawas SPBU Bumi Indah di Taworara, Kristo Nani menyebut, stok BBM yang dipasok aman dan tidak mengalami persoalan.
“Mungkin ini dampak dari membaiknya cuaca setelah kali lalu cukup lama dilanda hujan dan kini aktivitas ekonomi masyarakat kembali berpacu untuk pulih dari keterpurukan,” jelasnya.
Menurut Kristo, setiap hari jatah BBM jenis pertalite yang dipasok untuk SPBU tersebut berjumlah 8.000 liter.
Bahkan sejak 1 Maret 2023 lalu pihak SPBU sudah memberlakukan sistem barcode bagi kendaraan yang hendak mengisi BBM subsidi. Sayangnya sebagian besar kendaraan belum mendaftar untuk bisa mendapatkan kode barcode.
“Padahal untuk mendapatkan kode barcode ini caranya sangat mudah, tinggal melakukan pendaftaran secara online,” tambahnya.
Dijelaskan Kristo, bagi kendaraan yang tidak memiliki barcode hanya bisa dilayani BBM subsidi maksimal 20 liter saja. Sementara yang sudah mendapatkan barcode dapat dilayani di bawah dari 200 liter dalam sehari.
“Tidak boleh melebihi 200 liter dan jangan coba-coba pakai tangki rakitan, pasti tidak akan dilayani,” tandas Kristo. (JIP/MS)