TAMBOLAKA, MENARASUMBA.COM – Meski Pulau Sumba tidak berada pada zona megathrust, masyarakat harus tetap waspada terhadap ancaman gempa bumi berkekuatan besar ini.
“Kalau kita melihat sesuai dengan data dari BNPB memang kita semua diminta untuk selalu waspada,” sebut Kalak BPBD Kabupaten SBD, Samuel Boro, ST.
Ditemui di ruang kerjanya, Jumat (01/11/2024), Samuel Boro mengatakan, kewaspadaan itu sebagai upaya antisipasi karena Pulau Sumba juga berada pada garis sesar.
“Tetapi berdasarkan data serta informasi dari BMKG dan BNPB yang ada kalau kita lihat di media itu memang lebih berdampak di wilayah Pulau Jawa dan Pulau Sumatera,” lanjutnya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten SBD, Samuel Boro, ST. ( Foto Menara Sumba )
Gempa ini, sebut Samuel, dapat mencapai magnitudo 9,9 menjadikannya salah satu gempa paling kuat yang berpotensi menimbulkan tsunami.
Zona megathrust ini berada di Selat Sunda (Jawa) dan Mentawai-Siberut (Sumatera).
Karena terletak di jalur garis sesar (patahan pada lapisan bumi yang mengalami pergerakan) maka wilayah Pulau Sumba juga pasti terdampak meski imbasnya tidak terlalu besar.
Karena itu pihaknya juga tiada henti menyerukan hal ini lewat sosialisasi kepada masyarakat.
“Memang kami sekarang ini sementara lakukan pelatihan dan sosialisasi berkaitan dengan mitigasi bencana di sekolah-sekolah,” ungkapnya.
Informasi ini disampaikan kepada masyarakat melalui para siswa di sekolah, yang kemudian akan diteruskan ke lingkungan keluarga.
“Tapi paling tidak berkaitan dengan ancaman megathrust ini memang kita harus waspada karena kita tidak tahu kapan itu terjadi,”; imbuhnya lagi.
Gempa bumi berkekuatan besar ini, kata dia lagi, tidak bisa diprediksi.
Tetapi hasil penelitian dan pengamatan selama ini memastikan bakal mengarah ke sana.
“Kami selalu ingatkan bahwa akan terjadi gempa megathrust dengan kekuatan yang cukup tinggi dan kita harus waspada,” tandasnya. ( JIP/MS )