HAMELI ATE, MENARASUMBA.COM – Bank NTT makin melebarkan ekspansi komersialnya dan menarget jadi bank IPO (Initial Public Offering) pada tahun 2025-2026 mendatang.
Hal ini diungkapkan Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho usai penandatanganan MoU (Memorandum of Understanding) dengan Bank DKI di sela momen perayaan HUT ke 64 Provinsi NTT di Desa Hameli Ate, Kecamatan Kodi Utara, Kabupaten SBD, Selasa (20/12/2022).
“Tahun 2023 mendatang Bank DKI sudah menjadi bank IPO sehingga dengan kerja sama ini kita bisa belajar untuk menuju ke sana pula,” tutur Riwu Kaho kepada sejumlah awak media.
Dikatakan Alex, untuk mencapai kondisi itu butuh waktu karena harus menyesuaikan berbagai hal, seperti kondisi internal, eksternal, dan berbagai kondisi lainnya.
Ia memastikan, setidaknya pada tahun 2025 atau 2026 nanti Bank NTT sudah bisa menempatkan posisinya sebagai lembaga keuangan yang go public untuk menjawab tuntutan perkembangan dunia usaha.
Berbagai potensi unggulan yang ada di wilayah NTT, sebut Alex, merupakan aset utama dalam pengembangan ekonomi yang butuh sentuhan modal dan akan jadi sasaran intervensi.
“Ada komoditi unggulan NTT yang berkarakteristik khusus seperti kopi, vanili, kakao, bambu, rumput laut, perikanan, kelautan, dan peternakan,” urainya.
Karena itu, ujar dia, kapasitas berbagai komoditi unggulan ini harus ditingkatkan melalui intervensi budi daya, teknologi, dan permodalan untuk memberi daya pacu yang lebih besar.
MoU tentang Pembentukan Kelompok Usaha Bank tersebut ditandatangani Dirut Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho dengan Direktur Kredit Komersial dan Kelembagaan Bank DKI, Herry Djufraini.
Penandatanganan MoU ini disaksikan Gubernur NTT Victor Bungtilu Laiskodat, Kapolda NTT Irjen Johny Asadoma, unsur Forkopimda, dan bupati/wali kota se provinsi NTT. Dengan predikat Initial Public Offering ini, Bank NTT sudah bisa menjual sahamnya pada publik untuk mendapatkan dana tambahan guna melancarkan operasional perusahaan atau mempercepat kegiatan ekspansi. ( JIP/MS )