Peternakan

SBD Tempati Urutan Lima Daftar Daerah dengan Jumlah Babi Mati Terbanyak Akibat ASF

×

SBD Tempati Urutan Lima Daftar Daerah dengan Jumlah Babi Mati Terbanyak Akibat ASF

Share this article

TAMBOLAKA, MENARASUMBA.COM – Kabupaten SBD berada di urutan lima dalam daftar daerah dengan jumlah babi mati terbanyak karena virus African Swine Fever (ASF).

Sesuai data yang dirilis Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur, hingga Rabu (25/01/2023) dilaporkan ada 22 ekor babi yang mati mendadak di wilayah SBD.

Dikutip dari laman Kompas.com pada Kamis (26/01/2023), Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan Provinsi NTT, Melky Angsar menjelaskan, jumlah babi yang mati mendadak di NTT sudah mencapai 253 ekor.

Menurut Melky, sebagian besar babi yang mati mendadak tersebut disebabkan oleh virus ASF.

Jumlah babi yang mati terbanyak di Kabupaten Kupang yakni 75 ekor, Sikka 42 ekor, Ende 41 ekor, Flores Timur 33 ekor, Sumba Barat Daya 22 ekor, dan Kota Kupang 19 ekor.

“Sebelumnya hanya Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Kabupaten Sumba Barat Daya, Kabupaten Ende, Kabupaten Sikka dan Kabupaten Flores Timur. Kini tambah lagi satu kasus di Kabupaten Sumba Barat,” terang Melky.

Tambahan satu kasus itu sebutnya lagi, telah dilaporkan melalui Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (iSIKNAS).

Ia menambahkan, khusus untuk Kota Kupang, data tersebut terakumulasi dari 21 Desember 2022 hingga 18 Januari 2023.

Sejak Selasa (24/01/2023), Dinas Peternakan Provinsi NTT sudah membagikan desinfektan kepada para peternak yang berada di Kabupaten Kupang untuk disemprotkan ke kandang babi.

“Kami berharap lima daerah lain yakni Ende, Sikka, Flores Timur, SBD, Sumba Barat, dan Kota Kupang agar segera menyampaikan permintaan desinfektan kepada Pemprov NTT,” tukasnya.

Saat ini pemerintah provinsi menyediakan 39.200 liter desinfektan, yang jika diencerkan akan menjadi 6,5 juta liter larutan.

Larutan ini bisa digunakan menyemprot 166.000 kandang babi berukuran 50 meter persegi. Untuk mendapatkannya, pemerintah kabupaten/kota hanya dibebankan biaya pengiriman.

Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten SBD, Drs Agustinus Pandak yang dikonfirmasi media ini, Kamis (26/01/2023) petang tidak merespon panggilan WhatsApp.

Gejala merebaknya kembali virus ASF di wilayah SBD antara lain nampak dari aroma bangkai babi menyengat hidung yang dibuang warga di kawasan Watukanggorok, Wewewa Barat.

Pantauan media ini sudah dua pekan jalur jalan di kawasan hutan lindung Watukanggorok dipenuhi aroma tidak sedap dari bangkai babi yang dibuang pada tepi jalan.

Terakhir, pada Rabu (25/01/2023) nampak satu bangkai babi cukup besar teronggok pada tepi jalan yang juga bibir jurang di kawasan Watukanggorok. ( TIM/MS )

Response (1)

  1. Selamat Pagi Dinas Peternakan Kabupaten Ende Dan Dinas peternakan Prop. ntt,
    Untuk Mengantisipasi Penyebaran Virus ASF, di wilayah Kecamatan Ke
    limutu Kab. Ende, kami selaku peternak pemula, memohon agar diwilayah kami bisa di bagikan Desinfektan, ASF.
    TERIMAH KASIH SEBELUMNYA….

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *