TAMBOLAKA, MENARASUMBA.COM – Pengakuan mengejutkan diungkap warga penerima bantuan Program Pengentasan Pemukiman Kumuh Terpadu (PPKT) di RT 07, Kelurahan Waitabula, Kecamatan Kota Tambolaka, SBD.
Dari penelusuran awak media didapati persoalan distribusi material bangunan yang menyimpang dari ketentuan kualitas.

Cor sloof pada pondasi bangunan Lusia Nona Ina yang dengan mudah rontok saat dikorek gunakan jari tangan. ( Foto Menara Sumba )
“Terlanjur pakai pasir berlumpur karena tukang tidak bisa tunggu lama, kami juga punya rutinitas untuk cari uang,” tutur Hendrikus warga setempat.
Lusia Nona Ina, warga lain tetangga rumah Hendrikus, dimana hampir seluruh bantuan material bangunan menyimpang jauh dari kualitas.
Akibat gunakan pasir yang bercampur lumpur cor sloof dan pondasi rumahnya rapuh.
Bahkan, ketika dicek awak media, hasil cor sloof sangat mudah rontok hanya dengan sentuhan jari hingga besi beton pun tersembul.
Ia juga menunjukkan tumpukan “kulit” papan mahoni untuk bingkai jendela yang mustahil bisa dimanfaatkan.
“Saat itu mereka antar pada malam hari dan kami juga sedang tidak berada di rumah,” akunya.
Ia dan keluarganya berniat hendak mengembalikan papan itu, termasuk material “batu potong” untuk tembok bangunan yang juga tidak sesuai kualitas.
“Batunya tidak sama ukuran, banyak yang kecil-kecil,” beber Lusia.
PPKT di RT 07 yang pengadaan materialnya diduga “menyimpang” dari ketentuan ini terendus setelah awak media mendapatkan bocoran informasi dari sejumlah warga yang kecewa atas penanganan kegiatan tersebut.
“Kalau diam saja maka resikonya pasti kami yang tanggung, apalagi kalau ada gempa nanti pasti rumahnya roboh karena bangunannya tidak kuat,” ucap salah satu narasumber yang enggan disebut namanya.
Ia meminta agar Bupati SBD, Ratu Ngadu Bonu Wulla segera memanggil pihak yang mengawasi kegiatan ini, termasuk suplier yang mengadakan material bangunan.
Warga khawatir bangunan yang terlanjur didirikan dengan material tidak berkualitas ini, kelak menimbulkan bencana bagi penghuni rumah.
“Ibu Ratu harus tindak tegas dan bisa ada solusi untuk rumah yang sudah terlanjur pakai pasir berlumpur. Kalau nanti gempa dan ada apa-apa siapa yang tanggung jawab,” tandasnya. ( TIM/MS )




























































