Humaniora

Yayasan Danielle Lembaga Kemanusiaan yang Getol Bantu Pasien Berpenyakit Langka dan Tidak Punya Biaya

×

Yayasan Danielle Lembaga Kemanusiaan yang Getol Bantu Pasien Berpenyakit Langka dan Tidak Punya Biaya

Share this article

KUPANG, MENARASUMBA.COM – Belum banyak lembaga kemanusiaan di NTT yang bergerak mengusung misi menyelamatkan nyawa pasien berpenyakit langka tapi tidak punya biaya untuk berobat.

Di antara segelintir yang terhitung dengan jari itu, adalah Yayasan Danielle hadir dengan misi membantu pasien yang terpinggirkan ekonominya tapi masih menaruh harap untuk bisa pulih dari sakit.

Daniel Nalle selaku penanggungjawab Yayasan Danielle. (Foto. Istimewa)

Diinisiasi pada tahun 2016 oleh Daniel Nalle yang kini bertugas sebagai anggota KP3 Laut Tenau Polresta Kupang Kota, yayasan ini sudah bisa membantu sejumlah pasien sejak tahun 2022 lalu.

“Kami masih jalan sendiri tanpa donatur dan sudah memiliki dua rumah singgah bagi pasien. Satunya di Kota Kupang, satu lagi di Kabupaten Kupang,” tutur Daniel, Rabu (21/06/2023).

Elisa Tulle (43), warga Oelunggu sebuah desa di Rote Ndao adalah salah seorang dari sekian banyak pasien yang kini tengah menjalani perawatan di RS Sanglah, Denpasar, Bali.

Sudah empat tahun, terhitung sejak 2019 lalu ibu tiga anak ini mengidap penyakit kanker tulang ganas yang menyerang tulang belakangnya.

Elisa Tulle, pasien asal Rote Ndao yang saat ini tengah menjalani perawatan di RS Sanglah Denpasar, Bali. (Foto. Istimewa)

“Ketika mendengar kabar tentang derita sakit yang dialami Ibu Elisa Tulle pada bulan Maret 2023 lalu, kami pun berupaya mendampingi pasien ini,” tuturnya.

Pihak yayasan pun berupaya mencari donatur serta berbagai bantuan kemanusiaan dan membantu biaya  yang tidak tercover oleh BPJS, juga biaya bagi sang suami selama mendampingi perawatan Elisa.

Alhasil, pada akhir bulan Mei 2023 lalu, bersama sang suami Vinsensius Seran (45) pasien ini sudah bisa diterbangkan ke Denpasar, Bali untuk menjalani pengobatan.

Suami istri ini tidak berangkat sendirian karena sebagai pasien rawat jalan wajib hukumnya didampingi tenaga medis seperti dokter atau perawat.

Yayasan kemudian memfasilitasi mereka dengan dampingan seorang perawat yang juga adalah salah seorang relawan di lembaga itu.

Sungguh, butuh biaya tidak sedikit karena selain biaya tambahan untuk suami Elisa dan perawat pendamping, butuh lagi biaya sewa tempat tidur di pesawat karena pasien tidak bisa duduk.

Selain Elisa, ada sejumlah pasien yang juga menjalani perawatan di Kota Kupang, diantaranya Yuliana Wunu asal Ende.

Yuliana Wunu, salah seorang pasien yang pengobatannya difasilitasi Yayasan Danielle saat berada di rumah singgah. (Foto. Istimewa)

“Ibu Yuliana saat ini tengah menjalani perawatan di RS Umum Kupang juga didampingi keluarga dan tinggal di rumah singgah,” lanjut Daniel.

Ada juga Selfiana da Silva pasien yang baru tiba dari Atambua, Belu dan juga menjalani pengobatan di RS Umum Kupang.

Ibu muda ini divonis menderita kista di perut, padahal saat ini sedang hamil dengan usia kandungan sudah mencapai tujuh bulan.

Pihak yayasan berupaya semampunya agar bisa menolong pasien-pasien tersebut sehingga bisa pulih dari gangguan kesehatan yang dialaminya.

Seperti Elisa Tulle, pasien yang sudah bertahun sakit dan juga telah menjalani operasi tumor namun tidak kunjung sembuh malah semakin parah.

“Kami memperoleh informasi dari dokter jika upaya pembersihan sel kanker hanya bisa dilakukan di Denpasar, Bali dan memutuskan untuk segera membantu pengobatan pasien tersebut ke sana,” terangnya lagi.

Selfiana da Silva, pasien baru asal Atambua, Belu tengah menjalani perawatan di RS Umum Kupang. (Foto. Istimewa)

Pihak yayasan pun berupaya mati-matian menggalang dukungan dari berbagai pihak yang peduli agar terkumpul biaya, lantaran pengobatan laser sel kanker hanya bisa dilakukan di Bali.

Kendati hingga hari ini belum disokong donatur utama, Yayasan Danielle tidak patah arang menjalankan misinya menyelamatkan nyawa mereka yang masih bisa ditolong namun sudah tidak berdaya untuk membiayai pengobatan.

Lembaga ini memberdayakan dan mengerahkan semua potensi yang dimiliki demi membantu sesama yang membutuhkan pertolongan.

“Berdirinya yayasan ini pada tahun 2016 lalu semata karena keterpanggilan membantu sesama yang kesulitan, terlebih mereka yang berpenyakit langka dan tidak punya biaya,” pungkasnya.   ( KOP/MS )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *