TAMBOLAKA, MENARASUMBA.COM – Operasi pasar yang digelar Bagian Ekonomi Setda Kabupaten SBD disambut antusias warga di berbagai pelosok.
Upaya pemerintah untuk menopang daya beli masyarakat yang sudah anjlok ini jadi pelipur lara di tengah meroketnya harga beras yang kian tidak terjangkau kantong rakyat kecil.
“Meski jumlahnya dibatasi, namun kami bersyukur karena masih bisa mendapatkan beras yang harganya sangat terjangkau dengan kualitas bagus,” ungkap Anderias Tanggu Solo, warga Deta Ate, Wewewa Barat kepada media ini, Selasa (14/02/2023).
Sebelumnya, ia sedikit panik karena harga beras yang sudah menyentuh 15 ribu per kilogram sedangkan pendapatannya dari usaha holtikultura sangat seret di masa paceklik ini.
Kendati harganya melangit, beras yang dijual oleh pedagang di wilayah itu berkualitas sangat jelek karena berdebu dan beraroma kurang sedap saat ditanak.
Nasi yang dihasilkan dari beras mutu jelek namun harganya premium ini sungguh tidak ramah di lidah, sehingga mesti disiasati dengan lauk agar menimbulkan selera makan.
Karena itu, dirinya sangat berterimakasih atas langkah nyata pemerintah yang sudah membantu ketersediaan pangan dengan harga terjangkau di kantong rakyat kecil.
“Butuh sedikit perjuangan untuk bisa mendapatkan jatah paket seharga 120 ribu yang berisi 10 kg beras, 1 kg gula pasir, dan 1 kg tepung terigu. Saya harus antre dalam kerumunan orang yang membludak,” akunya pula.
Secara terpisah, hal senada diutarakan Udis warga setempat. Ibu rumah tangga beranak dua ini tidak mampu menyembunyikan perasaan lega.
Pasalnya, sumber pendapatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari hanya berharap dari jualan bensin eceran.
Otomatis, di saat musim hujan seperti sekarang pendapatan dari lapak bensin di depan rumahnya ini amat minim karena berkurangnya pembeli.
“Jujur saja kalau tidak ada pemasukan dari jualan bensin maka asap dapur tidak bisa mengepul. Harga beras yang sangat meningkat ini begitu terasa dampaknya bagi kami,” ujarnya.
Udis berterimakasih dan berharap pemerintah tetap menggelar operasi pasar hingga harga beras dan kebutuhan pokok lainnya kembali stabil.
Sebelumnya, Kepala Bagian Ekonomi Setda Kabupaten SBD, Misnawati L. Sapan, S.Sos yang dikonfirmasi pekan lalu menandaskan, operasi pasar yang digelar pemerintah daerah telah berlangsung sejak tahun lalu.
Dalam kegiatan ini pihaknya menggandeng sejumlah mitra seperti Bulog dan pengusaha lain yang menyuplai beras, minyak goreng, gula pasir, telur, minyak tanah, maupun daging sapi.
Bahan kebutuhan sehari-hari seperti beras, minyak goreng, telur, dan minyak tanah dibandrol dengan harga subsidi, kecuali daging sapi yang dijual dengan harga normal.
“Harga beras dengan mutu bagus hanya 9.000/kg, minyak goreng 14.000/liter, dan minyak tanah 6.000/liter. Sedangkan daging sapi 120.000/kg, dan telur 58.000 untuk satu rak,” jelas Misnawati.
Bahkan, para petani holtikultura UMKM pun dilibatkan dalam kegiatan tersebut untuk memasok kebutuhan sayur-mayur dan cabai serta barang kebutuhan lain.
Namun untuk saat ini beberapa jenis bahan kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, atau minyak tanah misalnya, terpaksa dijatah dan bersayarat agar semua warga yang berminat bisa terlayani.
Seperti minyak tanah yang hanya boleh dilayani 5 liter dengan terlebih dahulu menunjukkan Kartu Tanda Penduduk karena kuotanya memang khusus untuk warga SBD.
Target pemerintah, sebut Misnawati, untuk menjaga agar daya beli masyarakat tidak menurun dan inflasi daerah dapat ditekan seminim mungkin sehingga tidak mengganggu stabilitas ekonomi.
Pada bagian lain ia menambahkan, operasi pasar beras yang awalnya kurang peminat saat ini malah meningkat pesat bahkan stok yang disediakan habis dalam hitungan waktu tidak lama.
“Kami akan terus menggelar operasi pasar ini secara rutin di tiap wilayah kecamatan agar bisa menjangkau masyarakat di seluruh pelosok kabupaten ini,” pungkasnya. ( JAP/MS )