WAIKABUBAK, MENARASUMBA.COM – Temperatur politik pada empat kabupaten di Tanah Marapu termasuk Sumba Barat kini sedang merangkak naik dikatrol suhu kontestasi pilkada yang tahapannya sudah dimulai.
Konon, di Bumi Pada Eweta Manda Elu ini juga tampil sejumlah figur kawakan yang dengan khasnya masing-masing bakal merebut hati rakyat.
Salah satu di antaranya adalah John Lado yang disebut sebagai sosok teramat bersahaja dan lekat dengan rakyat kecil.
Kesan yang digambarkan terhadap Wakil Bupati Sumba Barat ini bukan dibuat-buat, tampil ala rakyat kebanyakan dan benar-benar jadi bestie bagi “ata milla-ata dengo” (kaum papa).

“Keberadaan sehari-hari ini bukan pencitraan, karena memang lahir dari latar belakang demikian, dan saya bukanlah siapa-siapa,” akunya polos, saat ditemui di Rumah Jabatan Wakil Bupati Sumba Barat, Senin (12/08/2024) pagi.
Awak media terkesima dengan kesan teramat sederhana yang tersuguh di depan mata saat diterima sang wakil bupati di teras rujab dengan hanya bercelana pendek sederhana.
Rupanya karena kebersahajaan itulah, sejak masuk dunia politik, tokoh bernama lengkap John Lado Bora Kabba, S.Pd ini tidak pernah putus menerima kepercayaan rakyat.
Belum satu periode menjadi wakil rakyat di DPRD Kabupaten Sumba Barat, ia kemudian terpilih sebagai Wakil Bupati Sumba Barat mendampingi Bupati Yohanis Dade, SH dalam pilkada tahun 2020.
Ia harus meninggalkan kursinya bersama Partai Demokrat di DPRD Sumba Barat yang belum setahun diduduki karena kepercayaan rakyat yang tidak pernah luntur.
“Ketika ada kepercayaan jadi anggota dewan dan kemudian diamanatkan untuk jaga lindungi rakyat sebagai wakil bupati, terus apa yang harus saya sombongkan?” ungkapnya.
Bahkan dengan polos pula ia mengaku belum mampu berbuat banyak untuk berterima kasih atas kepercayaan rakyat tersebut.

Dalam balutan pakaian dinas, Wakil Bupati Sumba Barat, John Lado Bora Kabba, S.Pd unjuk kebolehan tari kataga bersama sejumlah penari dalam sebuah kunjungan kerja. ( Foto Tangkapan Layar Unggahan Facebook )
Inilah salah satu alasan ia meniadakan tata protokoler pejabat saat berinteraksi dengan masyarakat, termasuk bagi warga yang datang di rumah jabatan.
Dirinya juga teguh dengan janji kampanye dalam pilkada lalu dimana ia berikrar jika terpilih menjadi wakil bupati, akan membuka pintu rumah jabatan untuk publik.
“Saya welcome siap menerima siapa pun yang datang di sini, pintu rujab terbuka 1 kali 24 jam,” tutur John Lado.
Ayah dari Odylia Selati Kabba, A.Md.Farm, anggota DPRD NTT terpilih Partai Demokrat periode 2024-2029 ini menyebut, masyarakat kecil hanya butuh kehadirannya saat bertamu diterima dengan baik, meski kemudian pulang kosong tapi hatinya penuh kebahagiaan.
Rakyat tidak minta apa-apa, hanya mengharap pelayanan. Dalam hal-hal sepele ketika diterima dengan tulus, mereka akan pulang senang hati, gembira, dan pasti mendoakan.
“Tapi jika yang pakai celana panjang dan bersepatu saja yang saya terima, dan yang bersarung atau pakai kain saya tolak maka jangankan sesama manusia, Tuhan pun akan kecewa,” katanya lebih lanjut.
Tempatkan Rakyat di Hati dan Pikiran
John Lado punya prinsip yang sudah jadi wataknya, sesibuk atau seletih apa pun jangan pernah menolak kehadiran warga yang ingin bertemu.
Melayani rakyat, tidak mesti juga ditakar dengan pemberian materi, hal remeh-temeh seperti bercakap penuh kekerabatan saja sudah sesuatu yang sangat menyentuh.
“Tempatkan rakyat di hati dan pikiranmu maka Tuhan akan memudahkan tugasmu,” ujarnya berfilosofi.
Prinsip hidup yang dipraktekkan inilah yang rupanya jadi magnet bagi John Lado menjadi sosok yang terus menyedot simpati publik.

Selain tampil bersahaja, Wakil Bupati Sumba Barat John Lado Bora Kabba, S.Pd juga sangat mencintai tradisi budaya warisan leluhur. ( Foto Dok. Pribadi )
Ia juga sangat anti cara bepikir negatif yang selalu menaruh curiga terhadap masyarakat kecil yang datang bertamu pada seorang pejabat.
“Selalu berprasangka jelek bahwa mereka datang untuk minta-minta, dan bagi saya pikiran itu sangat picik, tidak manusiawi,” sebutnya.
Tidak saja rendah hati dan mudah berbaur, pria kelahiran 10 November 1970 ini amat mencintai budaya.
Banyak yang tidak tahu dan kemudian kaget saat mengetahui jika suami dari Adelaede Lidda Dapawole ini juga seorang penari kataga (sebuah tarian perang) yang mahir dan masih gesit meski di usia yang sudah kepala lima.
John Lado sempat tertangkap kamera dan viral dalam sebuah video dengan berpakaian dinas memimpin atraksi sejumlah penari di sebuah momen kunjungan kerja.
Jangan harap pula saat menjamu warga yang bertamu di rumah jabatan ia makan di meja lain atau menyantap hidangan dengan sendok.
“Saya pasti makan semeja dan bilang maaf saya orang kampung terbiasa makan dengan tangan,” ungkapnya lagi.
Ia bahkan terang-terangan menyebut dana 45 juta yang setiap bulan disediakan untuk keperluan konsumsi rujab wakil bupati. Masa saya makan sendiri? tandasnya blak-blakan.
Bagi Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Sumba Barat ini, jadi pimpinan atau pejabat negara bukan untuk mengumpulkan harta kekayaan.
“Sederhana saja buat saya, ketika jadi wakil bupati, kepercayaan, kuasa, dan kebijakan ada. Semudah itukah kita lupakan mereka yang sudah beri kepercayaan?“ timpalnya
Untuk seorang John Lado, harta dan jabatan hanya titipan sementara dari Tuhan yang sewaktu-waktu diambilNya kembali.
“Bagi saya simpel saja, jadi pejabat negara adalah bagaimana bermanfaat dan berfungsi dalam tugas pelayanan terhadap rakyat kecil,” pungkasnya. ( Julius Pira )




































