TAMBOLAKA, MENARASUMBA.COM – Langkah Dominggus Dama, SST, MT menuju pilkada 2024 di SBD sudah jauh ditapak sedari ia bertarung dalam perhelatan pemilihan bupati/wakil bupati 2018.
Ketika itu paket Damai (Dominggus Dama-Kornelis Tanggu Bore) tenggelam dalam pertarungan keras yang melibatkan dua seteru lama di gelanggang pilkada SBD, MDT (Markus Dairo Talu) dan KKM (Kornelius Kodi Mete).
Meski terbenam oleh dua kekuatan gajah Loda Wee Maringi Pada Wee Malala tersebut, Dominggus Dama tetap tegak menatap panggung politik lima tahunan ini.
Buktinya, figur politisi kalem yang saat ini menjabat sebagai anggota DPRD Provinsi NTT dari Partai Persatuan Pembangunan tersebut telah melawat setiap pelosok kabupaten SBD dalam kunjungan pribadi maupun tugas reses, dan ini jadi deposito kekuatan politiknya.
Sejak dilantik sebagai anggota dewan pada 2019 lalu ia telah memulai lawatan ke berbagai kelompok tani, maupun lembaga agama dan membuat sosoknya begitu lekat di pelupuk orang kecil.
Mantap hati, ia kini serius menatap kontestasi pilkada SBD yang dibuktikannya dengan tidak lagi mencalonkan diri sebagai anggota DPRD provinsi.

Dominggus Dama dalam sebuah kunjungan reses di salah satu Jemaat GKS Wailabubur, Kodi Utara, Juli 2022 lalu. ( Foto Menara Sumba )
Kini ia sedang mencari figur bakal calon wakil bupati yang akan mendampinginya di perhelatan pilkada November mendatang.
Seperti yang pernah diungkapkannya kepada media ini, D Dama menyasar sosok pendamping dari wilayah Kodi.
Namun siapa sosok itu masih jadi tanda tanya pula bagi publik maupun awak media yang ingin mengorek informasi tentang ini.
Kami coba mengestimasi sejumlah figur, dan salah satunya adalah Oktaviana Lyet Vinsiana Kaka, S.Pt yang juga sesama rekan anggota DPRD Provinsi NTT Dominggus Dama.
Estimasi ini didasari oleh alasan klasik dukungan partai politik dengan jumlah kursi yang memadai untuk berkoalisi menuju pentas pilkada, dan itu dimiliki Oktaviana Kaka politisi Partai Perindo.
Lagi pula, putri Ketua DPD Partai Perindo SBD yang akrab disapa Ona Kaka tersebut bebas dari aturan mengundurkan diri karena tidak lagi terpilih sebagai anggota dewan.
Dengan demikian, Ona Kaka bisa sepenuhnya fokus karena tidak diperhadapkan dengan situasi dilematis.

Kunjungan Dominggus Dama pada salah satu stasi di Paroki Wano Kasa sekaligus menyerahkan sejumlah bantuan untuk pemberdayaan ekonomi umat dan pembangunan kapela di sejumlah stasi pada April 2023 lalu. ( Foto Menara Sumba )
Lain halnya Dominikus Alphawan Rangga Kaka, SP putra sulung Bupati Kornelius Kodi Mete sekaligus Ketua DPC PDIP SBD yang mesti mengundurkan diri jika hendak bertarung di pilkada.
Pasalnya, politisi muda yang akrab disapa Angga ini kembali terpilih sebagai anggota DPRD provinsi pada 14 Februari lalu.
Namun kelihatannya Angga tidak sepakat dengan pameo lama, mengharap guntur di langit air di tempayan dicurahkan, dan memilih fokus menjalani debutnya di periode kedua.
“Jika aturannya seorang anggota dewan harus mengundurkan diri maka Angga tidak akan maju dalam pilkada nanti,” ujar sang ayah, Kornelius Kodi Mete dalam sebuah pernyataan yang tertangkap awak media ini beberapa waktu lalu.
Magnet Memikat Perindo
Membaca peluang dukungan partai politik maka pilihan paling menguntungkan bagi D Dama ada di tangan Ona Kaka, politisi Partai Perindo tersebut.
Di sisi lain, prestasi Partai Perindo di Kabupaten SBD terus memperlihatkan performa politik yang membumi.
Jika partai lain mengalami pasang surut bahkan turbulensi dalam perhelatan pileg, tidak demikian dengan partai besutan Hari Tanoesoedibjo ini.
Bahkan dalam pemilu 2024 yang baru usai partai berlogo burung rajawali dengan latar warna putih merah biru ini berhasil memanen satu kursi di setiap dapil.

Kunjungan reses Dominggus Dama di GKSI Waimangura sekaligus menyerahkan bantuan pemberdayaan ekonomi umat pada saejumlah gereja yang ada dalam naungan GKSI, April 2023 lalu. ( Foto Menara Sumba )
Partai ini tetap mempertahankan lima kursi yang sudah diraih sebelumnya dan dengan total torehan 19.317 suara di pemilu kali ini Partai Perindo tetap eksis di posisi kursi wakil ketua II.
Tidak demikian halnya dengan Partai Persatuan Pembangunan, mesin politik utama D Dama yang gagal unjuk taji, bahkan satu-satunya kursi partai ka’bah di DPRD SBD hasil pemilu sebelumnya harus hilang.
Mengantongi total suara yang hanya mencapai 5.334 saja, PPP terpaksa hengkang dari gedung wakil rakyat di Kadula.
Otomatis partai yang di kabupaten SBD dinakhodai Arifin Ibrahim ini benar-benar rontok gigi di parlemen dan berdampak pula bagi kontestasi pilkada November tahun ini.
Kondisi ini setidaknya menyulitkan manuver partai ka’bah untuk menjaring kekuatan koalisi dengan partai lain.
Posisi tawar yang kurang menguntungkan ini mesti disiasati dengan baik sehingga bisa menggalang koalisi dengan daya dorong mesin politik yang bertenaga.
Menanggapi rumor duet ini, saat dimintai komentarnya, dua politisi tersebut tidak bicara banyak.
Padahal komunikasi keduanya amat mudah karena sama-sama anggota DPRD provinsi dan punya banyak kesempatan untuk membicarakannya,
Dominggus Dama lebih memilih untuk tidak menanggapi pertanyaan awak media yang mengonfirmasinya beberapa waktu lalu.
“Biar publik dan rekan-rekan wartawan yang menilai mana figur yang cocok jadi partner saya dalam pilkada nanti,” kata D Dama singkat.
Demikian halnya Ona Kaka yang juga irit bicara ketika dikonfirmasi awak media kami belum lama ini.
“Saya tidak punya kapasitas untuk memberi komentar karena ini urusan partai,” tandasnya. ( Julius Pira )











































