Ekonomi

Pedagang Ikan Tepi Jalan Keluhkan Rencana Relokasi Pemkab SBD

×

Pedagang Ikan Tepi Jalan Keluhkan Rencana Relokasi Pemkab SBD

Share this article

TAMBOLAKA, MENARASUMBA.COM – Rencana relokasi para pedagang ikan yang berjualan di seantero Kota Tambolaka mendapat beragam tanggapan.

Siti Maryam warga Waikelo yang sehari-hari menggelar dagangan di tepi jalan depan Pasar Rada Mata

Sejumlah pedagang yang ditemui media ini, Selasa (29/04/2025) mengungkapkan rasa khawatir apabila relokasi ini berdampak makin menipisnya pendapatan mereka.

Kendati demikian, ada pula yang dengan nada terpaksa mengaku pasrah jika niat pemerintah sudah bulat, asalkan seluruh pedagang ikan ditertibkan.

“Kalau semua pindah di sana kita juga mau. Kalau yang lain jual di sini dan cuma kita yang pindah di sana, kasihan juga kita ini main buang terus ikan,” keluh Siti Maryam warga Waikelo.

Ibu paruh baya yang tiap hari menggelar dagangan di pinggir jalan depan gedung Pasar Rada Mata ini mengaku untuk satu cool box ikan ia harus membelinya dengan harga satu juta lebih.

Ia juga berterus terang jika pendapatannya berjualan di tepi jalan saat ini pun sepi, apalagi jika berdagang di lokasi pasar yang jauh dari keramaian.

Abdullah dan Mama Putra pedagang ikan yang berjualan tidak jauh dari Sirkey Cafe Tambolaka. ( Foto Menara Sumba )

“Jualan di sini saja saya bayar ongkos ojek dari Waikelo 30 ribu untuk 2 cool box dan 15 ribu untuk penumpang jadi saya bayar 45 ribu sekali ojek,” tuturnya.

“Apabila ikannya tidak laku mau tidak mau dibuang ketika sudah rusak,” bebernya lagi.

Hal senada dikatakan Abdullah dan Mama Putra yang berjualan tak jauh dari Sirkey Cafe Tambolaka.

Abdullah yang juga warga Waikelo ini meminta agar pemerintah tegas kepada seluruh pedagang ikan tanpa pandang bulu.

“Kami minta semua ditertibkan, tidak ada lagi yang jualan di sepanjang jalan dalam Kecamatan Kota Tambolaka termasuk pedagang ikan keliling yang menggunakan motor,” imbaunya.

Sementara Mama Putra mengingatkan agar rencana relokasi tersebut harus mempertimbangkan daya dukung tempat berjualan.

Setiap pedagang harus diberi tempat yang memadai dengan akses merata untuk seluruh penjual ikan.

Hadi meminta pemerintah memikirkan nasib para pedagang ikan. ( Foto Menara Sumba )

Lapak jualan harus dibuat sejajar berbaris tanpa ada yang tersisih.

“Jangan sampai ada jual di depan yang lain di belakang lalu terhalang dan sepi pembeli,” katanya mengingatkan.

“Apalagi kalau yang di depan jualannya macam-macam jenis ikan maka yang pasti orang yang berada di belakang harus gigit jari karena tidak ada lagi pembeli yang mampir,” imbuhnya pula.

Hadi, salah satu pedagang ikan lain juga mengaku jika pendapatan dari jualan di Pasar Omba Komi sangat menipis bahkan lebih banyak sepi.

“Lebih banyak ruginya kalau di sana. Tapi kalau di sini, mau sampai malam pun kami jual tetap ada yang datang beli,” sebutnya.

Karena itu ia meminta agar pemerintah juga mendengarkan keluhan pedagang yang menggantungkan hidup dari berjualan ikan.

Bahkan ia menegaskan jika tempat yang disiapkan pemerintah mendukung usaha para pedagang ikan maka berapa pun retribusi yang dikenakan tidak jadi soal.

“Sediakan tempat yang layak buat kami mau 5.000, mau 10.000 pun kami siap bayar,” tandasnya.

“Bukannya kami melawan, hanya minta kerja sama baik antara pemerintah dan masyarakat kecil agar menahami keadaan kami sesuai dengan janji Ibu Bupati membangun desa menata kota,” pungkasnya. ( JIP/MS )

#pemdasbd#dinasperindagkabupatensbd#pasarombakomi#pedagangikantambolaka

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *