Lingkungan Hidup

SBD Darurat Sampah dan Bau Bangkai

×

SBD Darurat Sampah dan Bau Bangkai

Share this article

TAMBOLAKA, MENARASUMBA.COM – Perilaku warga SBD yang suka membuang sampah sembarangan sudah di luar batas.

Kondisi kota Tambolaka yang kumuh, dan sampah yang bertebaran pada berbagai tempat di seantero SBD sudah jadi pemandangan biasa sehari-hari.

Bahkan bangkai ternak mati pun dibuang sembarangan pada sejumlah kawasan di area kota Tambolaka.

Bangkai babi dengan bau menyengat terbungkus karung dibuang di jalur jalan Kataparoro-Lede Giring (atas) dan dua bangkai lain (bawah) yang sudah remuk terlindas kendaraan berceceran di jembatan pada jalan tersebut. ( Foto Menara Sumba )

Kini, pemandangan pada berbagai tempat di sejumlah wilayah SBD jadi serupa dengan kawasan Watukanggorok yang selama ini dijuluki sebagai jalur bangkai.

Penelusuran media ini pada sejumlah tempat, Rabu (08/01/2025) mendapati bau busuk menyengat hidung dari bangkai ternak yang dibuang begitu saja di tepi jalan.

Kondisi mengenaskan terlihat di jalur jalan yang menghubungkan Kataparoro, Kelurahan Langga Lero dan Lede Giring, Desa Rada Mata, Kota Tambolaka.

Awak media yang coba melintas jalan ini dari arah Kataparoro menuju jalur Lede Giring harus balik arah karena bangkai ternak membusuk bergelimpang di tengah jalan.

Bangkai babi yang terbungkus dalam dua karung remuk terlindas sebuah mobil Inova dan sebuah dump truk dari arah berlawanan.

Awak media ini tidak dapat menahan rasa mual dan muntah melihat ceceran bangkai yang terbawa ban kendaraan di atas aspal.

Sejumlah warga yang ditemui media ini mengaku tidak nyaman lagi dengan sampah berserakan dan bau bangkai dimana-mana.

“Kondisi saat ini sudah tidak nyaman karena dimana-mana ada sampah dan bau bangkai. Lingkungan kita sudah tidak sehat lagi,” ujar Ahmad Sidiq, warga Tambolaka, Kamis (09/01/2025).

Salah satu solusi penanganan sampah sebut Ahmad, pemerintah dan DPRD harus mengeluarkan peraturan daerah.

Ahmad Sidiq ( Istimewa )

“Pemda tidak bisa mengandalkan dinas terkait untuk mengurusi sampah karena tidak akan maksimal,” tuturnya.

Adanya peraturan daerah jadi dasar untuk penertiban sampah dan menindak tegas oknum yang sembarangan membuang sampah atau bangkai ternak.

Sosialisasi dari pemda juga harus digalakkan dengan penanganan yang melibatkan seluruh unsur dari tingkat kabupaten hingga kecamatan, desa, RW, dan RT.

Ia mengaku, saat sore hingga malam hari sering mendapati banyak warga yang membuang sampah di luar kota atau tempat sepi dalam kota.

“Tidak saja Watukanggorok, sekarang sudah merajalela buang bangkai ternak dimana-mana termasuk Jembatan Lede Giring, dua jembatan di jalur jalan Kataparoro, Jembatan Pare Dawa, dan sejumlah tempat lain,” beber anggota Polri ini.

Bahkan, pedagang ikan yang berjualan di pinggir jalan seenaknya membuang air rendaman ikan pada badan jalan yang menebarkan bau amis.

Butuh Kesadaran Masyarakat

Ditemui di ruang kerjanya, Kamis (09/01/2025), Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten SBD, Enos Eka Dede, S.Sos mengatakan, kesadaran masyarakat menjaga kebersihan jadi soal utama dalam penanganan sampah.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten SBD, Enos Eka Dede, S.Sos. ( Foto Menara Sumba )

Selama ini sudah dilakukan sosialisasi, bahkan juga beberapa kali masyarakat diimbau lewat surat edaran bupati

“Misalnya, harus ada pemilahan antara sampah organik dan sampah anorganik seperti plastik, kaca, besi, dan lain-lain,” jelasnya.

Jika ada ternak mati harus ditangani dengan cara dikubur atau dibakar hangus, bukan dibuang sembarangan di pinggir jalan.

Keadaan inilah, sebut Enos, yang makin memberatkan urusan penanganan sampah oleh petugas kebersihan.

Persoalan sampah dan bangkai ternak yang dibuang sembarangan adalah masalah bersama sehingga butuh soliditas seluruh warga SBD.

Dirinya berkisah, ketika virus ASF merajalela pihaknya terkadang kewalahan dan terpaksa turun tangan menangani bangkai ternak yang dibuang sembarangan.

“Meski di luar kewenangan, terpaksa kami urus bangkai ternak yang dibuang pada area Watukanggorok karena itu jalur utama yang juga dilintasi warga tiga kabupaten lain di Sumba,” tandasnya.

Karena itu Enos meminta kesadaran masyarakat agar tidak membuang sampah dan bangkai ternak di sembarang tempat.

Pihaknya kini sedang menata pengelolaan TPA di Desa Rama Dana, Kecamatan Loura untuk dioptimalkan dalam pengelolaan sampah.

Demikian juga dengan TPS3R di Kelurahan Langga Lero dan Desa Rada Mata, Kecamatan Kota Tambolaka yang diharap bisa meminimalisir masalah sampah di dua wilayah itu.

“Harapan besar kita dengan optimalisasi TPA di Desa Rama Dana persoalan sampah bisa teratasi dan tidak lagi jadi momok untuk daerah ini,” pungkasnya. ( JIP/MS )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *