WEWEWA BARAT, MENARASUMBA.COM – OPM (Operasi Pasar Murah) yang digelar Pemda SBD di Desa Kabali Dana, Kecamatan Wewewa Barat pada Kamis (23/02/2023) diserbu warga.
Di tengah guyuran hujan antusias warga yang hendak mendapatkan beras dengan harga subsidi ini tidak terbendung kendati pelayanan baru dimulai pada pukul 11.00 wita karena pencocokan data kepala keluarga yang cukup memakan waktu.
Pantauan media ini, warga yang berbondong-bondong memenuhi kintal kantor desa setempat hingga sore hari meskipun saat itu hujan mengguyur hingga malam hari.
“Saat tiba tadi kebetulan nama saya sudah dibacakan sehingga harus menunggu lagi giliran berikutnya,” tutur Ande, warga Dusun Deta Ate.
Menurutnya, meski beras yang tersedia sangat terbatas karena hanya dijatah 10 kilogram per kk, namun program OPM ini sangat membantu.
Selain harga beras di pasaran yang sudah sangat mencekik, warga yang sebagian besar adalah petani saat ini tengah mengalami paceklik karena belum memasuki masa panen.
Menurut John warga Dusun IV Tamme upaya pemerintah daerah sudah sangat tepat disaat krisis pangan melanda masyarakat akibat meroketnya harga beras yang tidak terkendali.
“Sungguh ini sangat membantu walau satu kk dibatasi hanya boleh membeli 10 kilogram beras ditambah 1 kilogram gula atau 1 liter minyak goreng,” ucapnya.
Sementara Teni warga lain mengatakan, meski diibaratkan sebagai pil penenang operasi pasar murah adalah program yang tepat sasaran dan tepat waktu disaat harga bahan pokok naik drastis.
Melambungnya harga beras yang gila-gilaan memancing masyarakat untuk datang berbondong menunggu selama berjam-jam menanti giliran di tengah hujan lebat.
“Ada yang belanja sirih-pinang, kue, bahkan makan mie rebus di kios karena lapar. Berarti sudah ada biaya tambahan yang dikeluarkan dan jika dikalkulasi bisa sama dengan biaya untuk beli beras mahal,” ujar Teni.
Stok beras yang didatangkan siang itu sejumlah 4,5 ton ludes tidak bersisa padahal masih warga Dusun IV belum terlayani, termasuk dari dusun lain yang terlambat tiba.
“Hari ini kami layani khusus untuk warga desa Kabali Dana saja karena sudah masukkan permohonan sejak minggu lalu,” jelas Lidia, staf Bagian Ekonomi Setda Kabupaten SBD.
Menurutnya, OPM ini sudah enam kali digelar pada beberapa wilayah di SBD dengan animo masyarakat yang begitu tinggi akibat melambungnya harga beras.
Biasanya beras disandingkan dengan beberapa bahan kebutuhan pokok lain dalam bentuk paket, seperti gula, minyak goreng, atau tepung terigu.
“Untuk hari ini ada gula dan minyak goreng. Jika mau ambil gula totalnya 105 ribu, dengan rincian 90 ribu untuk beras dan 15 ribu untuk gula. Sedangkan minyak goreng bervariasi, untuk Minyak Kita 15 ribu per liter dan minyak yang satu lagi 20 ribu per liter,” tambahnya.
Agar bisa melayani warga Dusun IV yang masih menanti giliran sore itu, pengelola OPM mendatangkan lagi stok sejumlah 2,5 ton yang langsung dibagikan hingga waktu menjelang maghrib.
Dalam suasana hujan rintik, sejumlah ibu rumah tangga dari dusun lain yang belum mendapatkan jatah terlihat tetap sabar menanti meski sudah tahu jika stok tidak mencukupi.
“Saya coba tunggu jangan sampai jatah untuk Dusun IV ada yang tersisa sehingga bisa dapat juga,” ujar Maria, warga Dusun Deta Ate dengan mimik penuh harap.
Namun hingga sang surya masuk ke peraduan dan stok terakhir tuntas dibagikan Maria beserta sejumlah warga lain harus pulang dengan tangan kosong.
Beruntung, Bagian Ekonomi Setda Kabupaten SBD yang menggawangi pelaksanaan OPM ini tidak lepas tanggung jawab.
Keesokan harinya, Jumat (24/02/2023) warga yang tidak kebagian jatah tersebut tetap dilayani meski biaya mobilisasi beras dari gudang Bulog menjadi tanggung jawab pemerintah desa.
Kepada awak media ini terkonfirmasi bahwa warga desa yang belum memperoleh jatah sudah tuntas dilayani pada hari itu.
“Tadi baru dibagikan jatah untuk kami yang belum terlayani di kantor desa kemarin. Ada beras 10 kilogram dan gula 1 kilogram,” sebut Beci, warga Dusun Deta Ate. ( TIM/MS )