WAINGAPU, MENARASUMBA.COM – Berdasarkan update rilis peringatan dini yang dikeluarkan Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, peringatan dini di wilayah NTT terkait angin kencang berdurasi singkat masih akan berlangsung hingga tanggal 8 Agustus 2023.
“Oleh karena itu kami imbau seluruh masyarakat untuk selalu waspada terhadap potensi angin kencang yang sifatnya kering di musim kemarau,” ujar Kepala Stasiun Meteorologi Umbu Mehang Kunda, Carles A. Tari, Senin (07/08/2023).
Ia juga mengingatkan adanya fenomena El Nino di tahun ini yang dapat menyebabkan kekeringan serta meluasnya kebakaran hutan dan lahan di wilayah di NTT khususnya Pulau Sumba.
Untuk update informasi cuaca masyarakat diminta tetap memantau informasi terkait cuaca maupun peringatan dini di sosial media Stasiun Meteorologi Umbu Mehang Kunda Sumba Timur maupun di sosial media info bmkg.
Secara umum, kondisi angin kencang di wilayah Sumba dan sekitarnya disebabkan karena adanya perbedaan tekanan di wilayah Australia (tekanan tinggi) dengan Asia (tekanan rendah).
“Hal ini normal terjadi saat wilayah Sumba memasuki periode puncak musim kemarau,” lanjutnya.
Kondisi atmosfer secara umum pada bulan Agustus dipengaruhi oleh posisi matahari yang berada di belahan utara dan menyebabkan tekanan udara di wilayah Asia lebih rendah dibandingkan wilayah Australia.
Berdasarkan prakirawan Stasiun Meteorologi Sumba Timur pada Senin, 7 Agustus 2023, tekanan udara khususnya di wilayah Sumba berkisar antara 1012 – 1016 hpa.
Tekanan udara di wilayah Asia berkisar antara 1000 – 1006 hpa, sedangkan tekanan udara di wilayah Australia berkisar antara 1016 – 1020 hpa.
“Selisih tekanan udara yang terjadi cukup besar antara wilayah Asia dan Australia inilah yang meningkatkan dan menguatkan aliran massa udara,” tambahnya.
Peningkatan aliran massa udara tersebut menyebabkan angin kencang di sekitar Indonesia, khususnya wilayah Sumba dan sekitarnya yang secara geografis sangat berdekatan dengan wilayah Australia.
“Seperti kita ketahui bersama bahwa angin bergerak dari daerah bertekanan udara tinggi menuju daerah yang memiliki tekanan lebih rendah,” kata Carles lebih lanjut.
Semakin tinggi selisih tekanan udara antara dua daerah (Asia dan Australia), maka kecepatan angin juga akan semakin tinggi, seperti yang terjadi saat ini.
Ia menandaskan, sesuai hasil pengamatan petugas observasi cuaca, Adi Rachman, diinformasikan bahwa arah dan kecepatan angin pada hari ini di Pos Meteorologi Tambolaka yang berada di area Bandara Lede Kalumbang, tercatat angin dominan bertiup dari arah timur dengan kecepatan tertinggi 25 knots yang terjadi pada pukul 13.00 wita. ( TIM/MS )